Tuesday 4 February 2020

4 Februari 2020

Masa liburan tinggal seminggu lagi. Tak terasa. Bahkan membosankan. Liburanku tak begitu produktif. Begitu banyak uang yang kukeluarkan selama liburan. Tapi semua hanya untuk kesenangan semata. Kebahagiaan semu. Yang aku sendiri bingung apa manfaat yang bisa kudapatkan.

Tak ingin semakin sia-sia, aku memutuskan pergi untuk menjalin silaturahmi dengan nenekku di Jombang. Lama sekali aku tak kesana. Aku yakin Mbah Uti pasti kangen. Layaknya nenek yang rindu akan cucunya. Kadangkala kecintaan nenek akan cucunya melebihi kecintaan orang tuanya.

Aku berangkat sendirian menggunakan motor sembari mendengarkan playlist baruku. Ada beberapa band yang aku tertarik untuk menikmatinya. The Cranberries, Morfem, Dropkick Murphys dan Cock Sparrer. Beberapa lagu aku lansung jatuh cinta ketika pertama kali mendengarnya.

Sebenarnya agak aneh saja menikmati pemandangan pematang sawah, sungi dan pegunungan sambil mendengarkan lantunan musik rock. Sungguh tidak adil. Dan aku tidak peduli. Musik beraliran keras membuatkan tenang, sekaligus menjaga daya tahan tubuhku agar tidak mengantuk ketika di jalan.

Tidak butuh waktu terlalu lama untuk sampai ke Dusun Mbrejel, tempat kediaman nenekku. Kami bersalaman dan berpelukan melepas rasa rindu. Dan aku tetap disambut dengan cara yang sama. Makanan. Dengan beragam menu dan pilihan.

Tak heran pakde dan budheku rata-rata memiliki badan yang gemuk. Lha tiap ke rumah nenek selalu disuguhi makanan yang berlebihan. Padahal yang tinggal disana cuman 3 sampai 4 orang. Nampaknya nenekku punya perhatian khusus perihal masalah perut. 
Share:

Saturday 1 February 2020

1 Februari 2020

Resmi sudah hari ini aku berumur 20 tahun. Mencapai usia kepala dua. Cepat sekali kurasa 20 tahun berjalan. Hari yang kata banyak orang istimewa, tapi aku merasa bahwa hari ulang tahun justru biasa saja. Aku cenderung sedih, karena selama 20 tahun tidak banyak yang bisa kulakukan. Aku semakin menyadari, bahwa semakin tua akan semakin dekat dengan kematian. Tapi aku juga tak ingin remaja terus menerus. Apalagi hidup abadi.

Aku sempat merasa senang dan terharu karena orang yang pertama mengucapkan ulang tahun kepadaku adalah Mamaku. Tepat ketika aku baru saja pulang dini hari, ia yang membukakan garasi kemudian memelukku ketika aku masuk kamar. Momen yang langka sekaligus dramatis. Terima kasih Ma.

Beberapa keluarga dan teman juga mengucapkan selamat ulang tahun kepadaku di-iringi harapan-harapan yang menurutku tidak ada nilai plus nya. Adekku juga mengucapkannya kepadaku, bahkan menyindirku sepanjang hari. Sengaja hari ini aku berada di rumah saja. Karena hari ini hari yang momentual, sehingga aku merasa perlu menghabiskan hari di rumah saja.

Mencoba memahami kondisi rumah sekarang sekaligus merekatkan hubungan keluarga yang entah komunikasinya berjalan buruk. Walaupun ayahku tak mengucapkan kata ulang tahun kepadaku.
Share: