Monday 30 July 2018

Bersemayam



Ada rindu yang bersemayam lama, pada semilir darah yang mampu gertakan dada lebih dari biasanya, atau sekedar menangkap kupu-kupu terbang di dalam perut.

Namun sang tuan terlalu biasa hidup tanpa hal-hal tersebut. Hidupnya telah lebih dari cukup. Bahagianya hanya pada semilir angin sepoy-sepoy yang menyentuh kuping. Tapi senja kian dekat, ia tak bisa terus berjalan hanya dengan kedua kakinya. Ingin sejauh apalagi? Walau cukup ada ruang yang belum terisi penuh, kosong.

Walau tak pernah kau paksa untuk akhirnya berhenti dan menetap. Namun riuh mulai sampai pada pikiran, diam-diam kau pun menaruh gelisah.

- Ayu Tantri, bersama Rambu, Muthim, Arsa dan Opik

Share:

Saturday 28 July 2018

Al Kindi Ha'e Ha'e



Cukup sudah 6 hari kita lewati. Tanpa alat elektronik. Tanpa rokok. Dan tanpa pelukan hangat orang tua. Hanya bermodalkan badan dan kelengkapan pakaian. Dengan aturan cara berbusana yang njlimet dan otoriter. Pasrah dan sabar. Satu-satunya cara agar bisa bertahan di rusunawa UMM

Awal memang tidak selalu baik. Tidak kenal teman sekelas dan sekamar. Malu-malu atau bahkan memalukan diri sendiri. Tapi hidup akan terus berproses. Dari datang akan pergi. Tak kenal akan jadi sahabat. Yang malu akan jadi berani. Yang diam akan bersuara. Yang malas akan jadi rajin.

Aku juga ingin bercerita tentang teman-teman Al Kindi. Tidak semua. Nanti terlalu panjang. Aku sedang tidak membuat novel kok. Hanya testimoni singkat.

Yang pertama adalah Raendra. Partner duduk ku ini aslinya Kalimantan. Tubuhnya besar dan berisi, suaranya juga lantang. Aku sempat mendengar cerita tentang keluarganya, yang dimana aku tak sanggup lagi untuk mendengarkan lagi dan memikirkannya. Air mataku hampir menetes kala mendengarnya.

Lalu ada Eko. Putra daerah Tuban ini juga partner duduk ku. Berperawakan kecil namun sangat cekatan. Dia juga pernah menimba ilmu di pondok pesantren. Pemahaman agamanya juga tak perlu diragukan lagi. Mashok Pak Ekooo

Kemudian Wisnu dan Isal. Duo Kalimantan ini dulunya satu SMA. Dan sekarang malah satu universitas. Ya bisa dikatakan teman untuk selamanya lah. Mereka adalah tipe orang yang absurd. Tingkahnya tak terduga namun cocok untuk ditertawakan.

Rey from Bali. Orang yang gatau waktu dan tempat ini adalah sumber ketawa masyarakat kelas. Perilakunya ga bisa di nalar. Kalem tapi nyebelin. Gila dah pokoknya. Dan dia paling suka tih gangguin Elva di pojokan kelas.

Dan ada Budi. Ya lelaki bertampang ustadz ini adalah teman sekelas sekaligus sekamar ku. Yang paling aku ingat adalah ketika dia kalah maen TOD, kemudian dia ditanya siapa idola di kelas Al Kindi. Dia menjawab aku adalah idolanya. WTF. Unbelieved wgwgwg.

Bergeser ke bagian kaum Hawa. Ada si Dina. Dia adalah tipe mak-mak rempong. Cerewet dan menggelikan. Dia punya ribuan cerita yang bisa dikisahkan. Seakan-akan telah melewati asam garam kehidupan yang panjang ini. 

Lalu ada wanita penggerak kelas. Yups, si El dan Rizka. Sebenarnya Dina juga, eh bukan sih, dia adalah pembakar kelas. El dan Rizka cukup aktif di kelas. Sampai-sampai suaranya habis gegara terlalu banyak bicara.

Dan yang terakhir adalah Salsa. Menurutku, dia adalah tipe manusia yang jarang aku temui. Mripatnya itulohh. Masya Allah. Bundar, terang dan jernih. Eh tapi usut punya usut. Dia make softlen. Gapapa sih, yang penting dipandang tuh nyenengin.

Apalagi kalo pas dia lagi ketawa. Keliatan nggemesin, lah ga nggemesin gimana wong pas ketawa tuh gigi atas sama gigi bawah nempel. Mringis gitu. Jarang-jarang orang kalo ketawa ngakak sambil mingis. Udah cantik, hemat bicara lagi wgwg

Sebenanrnya masih ada lagi yang lain. Aldi, Opik, Puput alias Putra, Aji, Dimas, Iqbal, Bugi, Rama, Hanif, Difa, Fabi, Shefana, Yola, Asfi, Amel, Chelsy, Lea, Elva, Ima dan Wanda. Lalu Trainernya Miss L dan Co-Trainernya Mbak Mitha dan Mas Wahid. Mungkin hanya Mas Wahid satu-satunya orang di Al Kindi yang mengetahui kisah kelamku dulu. 

Kita memang diciptakan terikat namun bukan untuk saling memiliki, melainkan bersama untuk saling melengkapi dalam menggapai mimpi. Kita adalaah sang pejuang yang mempunyai cita-cita tinggi, atau mungkin daya khayal yang tinggi.

Kekurangan kita jadikan kelebihan, dan kelebihan kita jadikan kelemahan.

Kita pernah bermimpi berkelana ke ujung dunia, mencari sebuah kata-kata untuk dijadikan sebuah kalimat atau dijadikan sebuah kenangan, kita memang panjang angan.

Kita memang berbeda, tetapi kita tetap satu melawan perbedaan itu dan melebur bersama, bersama matahari dikala terik, memandang ombak-ombak yang bergulung di tepian pantai dengan santainya.
Kita tertawa sepuasnya, menertawakan dunia dari segala hingar bingarnya, kita tertawakan kesedihan itu, kita lupakan pilu itu, hingga kita lupa waktu.

Kata orang uang tidak ada saudaranya, tapi bagi kita uang bukanlah segalanya. Bagi kita sahabat sejati adalah segalanya, materi bukanlah segalanya bagi kita. Materi bisa dicari tetapi sahabat sejati tidak akan pernah terganti selamanya. 

- 28 Juli, Rusunawa UMM






Share:

Friday 27 July 2018

Tangisanmu


Menangis adalah ungkapan ekspresi seseorang ketika kata tak lagi bisa mengungkapkan perasaannya. Jangan kau kira ketika ia menangis berarti ia lemah. Jangan kau kira ketika ia menangis ia lelah.
Kau salah besar.

Lihatlah sosok Mas Pur yang kehilangan pujaan hatinya. Ia menangis. Apakah ia lemah? Apakah ia lelah? Tentu tidak.

Jika memang ia lemah, lalu untuk apa ia rela menunggu pujaan hatinya. Padahal ia pun tau jika perasaannya tak akan terbalaskan karena ada tembok besar nan tebal yang menghalangi keduanya. Tapi apa yang ia perbuat, ia tetap merelakan seluruh hatinya tanpa mempedulikan balasan setimpal yang semestinya ia dapatkan.

Sama seperti ketika seseorang mempunyai mimpi.

Terkadang ia menangis tersedu-sedu sampai air matanya mongering dan hanya isak tangis saja yang bisa terdengar. Terkadang dadanya merasakan sakit yang amat dalam seperti pisau yang sedak menusuk dadanya.

Terkadang lehernya tiba-tiba lemah sampai tak ada satu katapun yang dapat keluar, tiba-tiba lehernya perih seperti menelan air yang terdapat duri kaktus di dalamnya.

Silahkan anda bilang ia orang lemah. Itu hak setiap orang. Tapi perlu anda ketahui. Bahwa ia tidak lemah. Bahwa ia tidak lelah.

Ia hanya mengistirahatkan pikirannya. Ia hanya ingin mengistirahatkan hatinya sejenak. Dari segala perjalanan panjang yang telah ia lalui.

Apakah ia menyerah? Tentu tidak.

Setelah pikiran dan hatinya siap untuk melanjutkan perjalanan yang lebih jauh lagi. Ia akan bangkit dan akan menjadi sosok baru. Sosok baru yang siap menempuh perjalanan lebih panjang daripada yang ia rasakan sebelumnya.

Karena ia tau. Selama ia masih menginjakkan kakinya di muka bumi, selama masih bisa menghirup udara segar dan mendengar kicauan burung di pagi hari. Perjalanan akan terus berjalan walaupun mimpinya terlah tercapai.

Karena sejatinya perjalanan manusia akan berhenti ketika Tuhan telah memutuskan untuk menyudahi perjalanan umat-Nya. Tetaplah kuat. Tetaplah berjalan. Tetaplah semangat.

Karena anda manusia hebat!

- Ruang Al Kindi, bersama Wisnu, Eko, Aldi, Opik, Raendra, Isal, Mbak Mitha dan Miss L

Share:

Thursday 26 July 2018

Tanpa Sertifikat


Pikiran ku jahat. Apa yang ku benci, Apa yang ku sesali. Nafsu tak terkendali. Amarah tak terpungkiri. Memaksa ku untuk membenci padahal hati memuji-muji.

Kalau ingin menguji. Jangan seperti ini. Aku harap kau mengerti. Pikiran jahat ini. Membutakan hati. Jangan kau sesali, bila nanti. Aku yang pergi. 

Begitu dengkinya kau pada rambutku. Bisakah kau tunjukkan hubungan warna rambut dengan tingkah laku seseorang? Bisa kah?

Aku telah merelakan rambut panjangku terpotong sampai diatas alis. Masih saja kau mengambil Id-Card ku. Sudah kupotong lebih pendek lagi, kau malah meng-kasus warna rambutku. Sedikit bajingan memang dirimu.

Ah sudahlah. Cok.

- 26 Juli 2018, Sekretariat P2KK



Share:

Saturday 21 July 2018

Semesta dan Waktu


Akan ada waktu dimana kau hanya ingin menyerah. Melepas semua resah. Berhenti dan tak lagi menuju segala arah. Ada waktu dimana kau tak dapat lagi meluap. Hanya segera inign lenyap. Lalu bersama udara kau menguap.

Dan di waktu kau ingin berhenti. Tak lagi mencari arti. Meninggalkan segala suatu yang tiada pasti. Ingatlah waktu dimana kau bahagia oleh cinta. Bagaimana indahnya merajut asa. Dan berbagi segala rasa.

Semesta tak pernah berjanji untuk selalu memberi bahagia. Tapi tak ingatkah kau bahwa ada suka setelah luka? Bahwa selalu ada bahagia setelah nestapa?

Ada waktu dimana kau harus meneteskan air mat, namun ada pula waktu untukmu bersuka cita. Dan waktu akan hadirkan ia yang kau tunggu. Ia yang mengerti arti ‘selalu’. Ia yang tak pernah berjanji namun tiada beranjak dari sisi. Ia yang tak akan membiarkan dirimu sendiri sakit, meski keadaan begitu sulit.

Semesta bekerja baik bersama waktu, kau hanya perlu sedikit sabar dalam pernantianmu. Semesta akan datangkan ia di waktu yang tepat, tak mungkin ia telat. Percayalah pada waktu dan semestamu.

- Hotel Wonderland, 21 Juli 2018


Share:

Thursday 19 July 2018

Bermain Kata


Mungkin ini akan rumit untuk dipahami. Bersiaplah bermain kata. Dan makna. 

"Kamu bagai lukisan yang tidak ada noda hitam sama sekali"

Bisa diartikan sebagai si'kamu' perihal sempurna di mata penulis. Namun lukisan tidak mungkin tidak ada noda hitamnya. Terciptalah kalimat yang tak bermakna. Padahal 'kamu' sangat bermakna. 

Kenyataannya, tanpa kata 'kamu' tak akan ada kata 'aku'. Tanpa kata 'kamu' dan 'aku' tak akan ada kata 'kita'. Tanpa ada kata 'kita' tak akan ada kata 'mereka'. Tanpa kata 'mereka' tak akan ada kata 'kalian'.

 Jangan merasa tak berguna 'kata ganti' 'kamu/aku' sudah berarti. Konflik yang harus nya dipahami. Terdapat kata 'aku' tanpa 'kamu', 'kita' sudah tak bermakna. Dan tak bisa dipaksakan oleh hak si pemilik kata. Tegaskan ini. 

Jangan salah paham. Bukan akunya yang tak berguna. Bukan kamunya yang tak ada. 'Kita'. Yang nyata, nan tak bermakna. Bermainlah dalam makna, maka permainan akan bermakna.

- 19 Juli 2018, UIN Malang

Share:

Wednesday 18 July 2018

Kuliah di Kampus Negeri

Hari ini aku mendapatkan kabar yang istimewa. Mengenai jenjang perkuliahan teman-teman satu angkatanku di Mu'allimin. Jujur, aku ikut berbahagia ketika mereka diterima di kampus-kampus bergengsi. Kolegaku dulu di bidang PIP IPM Mu'allimin, sebut saja namanya Anhar. Denger-denger dia keterima di Turki. Luar biasa. Padahal aku punya dosa yang lumayan fatal terhadapnya. Tapi gapapalah, doa orang terdzolimi insya allah dikabulkan.

Lalu, ada Muhammad Yusuf alias Kecis. Lucu juga dipanggil Kecis, gegara dulu dia punya kaos kelas ketika SD yang mempunyai slogan Kece Is. Tak disangka-sangka, dia keterima di Jurusan Filsafat UGM. Iya UGM yang Universitas Gadjah Mada, bukan yang Universitas Gamping Mengidul. Aku aja sempat ga percaya, namun ketika melihat foto hasil UM, wah benar-benar nyata. Sungguh diluar dugaan Kecis yang pendiam dan tidak ada ambune bisa membuat teman-teman kaget terbelalak.

Ada juga Muhammad Fahreza Aliazzra. Taipan Yogyakarta ini juga keterima di UGM dengan jurusan yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan bisnis. Yakni aquakultur, aku ngga paham apa yang dipelajari, yang jelas berhubungan dengan air/aqua. 

Kemudian Hanifian Defqi Fathoni alias Heru. Anjingku yang selalu ada ketika sedang butuh bantuan. Dia juga keterima di Jurusan Filsafat UGM, tapi lewat jalur SNMPTN. Sama seperti Naufal Mumtaz Wahid yang juga kolega saya di bidang PIP IPM dulu. Dia keterima di Jurusan Geografi UGM. 

Lalu bagaimana denganku?

Aku sih tetap setia dengan UMM. Bukan karena tidak mau berusaha masuk negeri, tapi karena aku tidak minat di PTN. Toh harga SPP PTN dan PTS juga sudah hampir sama. Selain itu, faktor jarak juga menjadi pertimbangkan. Dari rumahku, kampus yang paling dekat adalah kampus UMM. Dan faktor yang paling penting lagi, aku berniat tetap dalam garis perguruan Muhammadiyah hingga akhir hayat nanti.

Meski ada beberapa keputusan dari Muhamadiyah yang aku tidak setuju. Terutama untuk rokok. Namun secara keseluruhan, aku nyaman berada di persyarikatan Muhammadiyah. 

Selamat untuk teman-teman yang keterima di PTN, semoga sukses dan lancar studinya.

- UIN Sunan Maulana Malik Ibrahim, 19 Juli 2018





Share:

Friday 13 July 2018

Cobalah

Setiap orang berusaha mencoba mencapai hal-hal yang besar. Berpendidikan di sekolah unggul. Keuliah di tempat menakjubkan. Bekerja di perusahaan ternama dan raksasa. Menikah dengan sang pujaan hati. 

Tanpa pernah menyadari.

Bahwasanya hidup itu adalah kumpulan dari hal-hal kecil. Cobalah untuk bernafas dengan baik dan rasakan bagaimana udara mengalir keluar masuk hidungmu. Mengecap setiap rasa makanan yang masuk kedalam mulut mu. 

Rasakan bagaimana tertawa denga riang bersama orang-prang terdekatmu. Tidur dengan pulas seolah-olah itu adalah hadiah perjalanan berat mu hari ini.

Cobalah untuk menikmati hal-hal kecil tersebut mulai dari sekarang. Karena hidup, bukan hanya tentang perbudakan oleh ekspetasi. Perejeman oleh derasnya mimpi. Tergopoh-gopoh dalam pengejaran bernama ambisi. Terbirit-birit lari dalam ketakutan bernama persaingan. Tersandung dan jatuh oleh kesalahan.

Lebih dari itu.

Cobalah untuk hidup, try to live your life. Dan rasakan bahwa hidup bukanlah selamanya tentang hal tersebut.

- 14 Juli 2018

Share:

Thursday 12 July 2018

Meracau

Kala itu petang, teramat petang sampai harus mengerjap beberapa kali. Teramat petang sampai alunan lagu mampu memekakan. 

Kala iu, dengan disengaja, satu api menyala, menyambar apa saja yang dianggapnya bisa diajak berkomplot. Hangat. Aku merasa hangat. 

Menarik. Derai tawa silih berganti, tidak bising justru datang menambah kehangatan disaat matahari yang genit enggan berpijar. Sederhana, pemiliknya kamu.

Manis. ah aku mulai meracau ke banyak arah. Maaf barusan itu bukan kataku, itu kata hari yang tidak mau diajak kompromi, tentu bukan salahku.

Tentu masih menarik. Sampai ketika pandangan bertemu. Sampai ketika sepatah kata terucap untuk saling menimpali. Sungguh, terima kasih. 

Untuk pertama kali, seakan mimpi diatas mimpi. Bibir ini otomatis tertarik berpola sunggingan. Setidaknya, pernah ada senyummu yang ditujukan buatku. 

- Warung Mbak Ine, 12 Juli 2018


Share:

Tuesday 10 July 2018

Gadis

Dahulu, ia adalah gadis yang penuh dengan mimpi besar di benaknya. Mimpi untuk mengubah dunia di sekitarnya untuk merubah semuanya menjadi lebih baik. Tak hanya mimpi, namun juga tekad dan keyakinan. 

Ia yakin bahwa segala yang ia mimpikan akan terwujud seiring kerja keras nya. Ia adalah gadis yang percaya kalai ia bisa memindahkan gunung sekalipun dengan keyakinannya.

Namun, semuanya berubah. Berubah semenjak ia mengenal apa itu kegagalan, semuanya berubah semenjak ia mengenal ari kata penolakan. 

Untuk pertama kalinya, ia meragukan perndiriannya, untuk perama kalinya, ia takut akan mimpinya, dan untuk pertama kalinya, ia mengenal realita. Realita yang tak selalu sejalan dengan mimpinya.

- UMM, 10 Juli 2018
Share:

Saturday 7 July 2018

Bintang DI Langit

Oi.

Aku sedang membicarakanmu,

Bagaimana seseorang bisa dengan indahnya menebar kharisma hanya dengan berjalan. Bagaimana seseorang bisa mempunyai mata yang teduh dan tegas dalam waktu yang bersamaan. 

Bagaimana seseorang bisa menyenangkan sekaligus menguatkan dalam semua keadaan. Bagaimana seseorang bisa bertutur indah dan menenagkan kepada semua orang.

Oi.

Sekarang aku sedang membicarakan diriku sendiri.

Bagaimana aku bisa senang hanya dengan menebak-nebak apakah hari ini kita akan bertemu. Bagaimana aku bisa berpanjang lebar membicarakanmu kepada semua temanku.

Bagaimana aku bisa lebih dari cukup hanya dengan mengagumimu. Bagaimana aku bisa tidak apa-apa denan keadaan kau tidak tahu bahwa aku ada.

Karena itu tidak penting, Oi.

Tidak penting jikalau hai ini tidak melihatmu, mungkin besok. Tidak penting teman-temanku menganggap aku banyak omong tentangmu, tunggu saja sampai mereka bertemu denganmu. 

Tidak penting jika tidak cukup mengagumimu, kamu pantas mendapatkan apapun di dunia ini. Tidak penting kau tidak mengenalku. Karena tahu bahwa kamu baik-baim saja, aku sudah sangat senang. 

Menjadi pengagummu itu menyenangkan. Dan aku hanya melakukan apa yang membuatku senang. 

Apa kau pernah pergi ke museum, Oi? Disana banyak ciptaan keren dibalik kaca yang tidak boleh disentuh. Begitu pula denganmu Oi. Mahakarya Tuhan yang indah seperti dirimu, tidak boleh disentuh.

Maka tidak apa-apa jika aku harus terus di luar dinding kaca memperhatikanmu saja. Dan jika aku boleh meminjam kata-kata dari lagu favoritku... 'Tetaplah menjadi bintang di langit'

- Kanjuruhan Stadium, 7 Juli 2018


Share:

Thursday 5 July 2018

Biar Saja

Aku tidak ingin bicara terlalu banyak denganmu biar saja.
Aku tidak ingin selalu menghubungimu di setiap waktu, biar saja.
Aku tidak ingin menjadi pahlawan di setiap hari dan disetiap waktu untukmu, biar saja.
Aku tidak ingin selalu memanjakanmu dan memberi kata "iya" dengan apapun yang kau mau, biar saja.

Memikirkanmu? Aku tau itu adalah hal yang membuatku bahagia, tapi, sudahlah biar saja.
Mengucapkan kata-kata mesra untukmu? Itu bukan ahliku, sudahlah biar saja.

Aku hanya ingin selalu berdoa. Berdoa untukmu. Kalau bisa, aku ingin berdoa untukmu disetiap waktu.

Aku tidak pernah sekalipun kecewa dalam berdoa dan mendoakanmu adalah hal terbaik yang bisa kuberikan.

Dalam doaku, kau bagai lukisan yang dibuat seniman untuk mengapresiasi nikmat Tuhan. Nikmat yang tiada tara bagi hambanya.

Dalam doaku, kau adalah pena yang dibutuhkan penyair untuk membuat sebuah sajak. Sajak-sajak indah yang membius para pembacanya.

Dalam doaku, kau adalah kecewa. Dan aku tidak pernah kecewa untuk mendoakanmu.

- Yogyakarta, Juli 2018

Share:

Tuesday 3 July 2018

Nasehat Menjaga

Aku pernah berbicara pada seseorang, bahwa hidup banyak rupanya. Tak hanya lurus lagi lenggang. Apalagi mulus kalau sepi jalan rayanya. Banyak yang tak terduga, dan berdarah-darah pastinya.

Kukatakan pada dia, bahwa senantiasa selalu menjaga. Menjaga apa? Apa saja.
Misal lisan bertutur kata. Agar kemudian tak beda dilakunya. Kalaupun beda, semoga diizinkan hanya khilaf semata. Kalaupun ada, semoga termaafkan.

Aku bilang lagi, kalau di dunia ini, kita tidak hidup sendiri. Harus bisa menjaga hati. Agar tak ada yang tersakiti. Dan mudah disakiti. Persoalan hati kan tanggung sendiri. Jadi, ya, hati-hati.

Termasuk jaga semangat, agar terus menyala. Bagaimanapun medan tempurnya, hidup memang layak diperjuangkan.

Buat siapa? Orang tua, kakak, keluarga. Pokoknya ya, siapa saja yang memang harus dibahagiakan. 

Ingat ya nanti, kalau kau tak lagi sendiri, tiada kata henti untuk berbenah diri. Justru harus ekstra menempa diri, supaya tak hanya beriringan tapi juga bisa diajak berlari.
Bersama dirinyalah masa depan dibagi. Bersama dirinyalah mimpi-mimpi juga diraih.
Kelak, kalau gelak tawa hadir diantara dua. Baik-baiklah untuk dijaga. Mereka adalah titipan Tuhan yang tak ternilai harganya. Yang dinantikan manja-manjanya. Yang kalau pulang dipanggillah kalian; "Bundaaa" atau malah "Ayahh".

Aku bilang begitu sampai tak berkedip mataku. Sampai gemuruh debar jantungku. Terdengar sendiri oleh telingaku.


Jauh di lubuk hati. Betul-betul aku ilhami. Semoga semesta juga meyakini. Mengamini apa yang kusampaikan tadi. Pada seseorang yang pernah kunasehati. Di depan cermin saat malam hari.

- 3 Juli, SMK Muhammadiyah Semin

Share: