Monday 30 January 2017

Jadi Tumbal

Oh tuhan, tidak mbejokah aku malam ini ?

Pulang-pulang abis berpesta di Stadion Manahan, eh malah kena bentak pimpinan madrasah. Gek itu diliatin banyak orang lagi. Memalukan. Sekaligus menggelikan.

Saya kena OTT (Operasi Tangkap Tangan) salah satu pimpinan madrasah di Bu M, warung makan depan madrasah. Ya ntah kenapa yang kena saya dan Sulthan, kolega saya yang juga abis pulang dari Stadion Manahan. Padahal disana banyak orang, tapi yang kena cuman dua heuheu.

Diasrama saya diberi nasehat dan wejangan yang menurut saya, percuma. Masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri, sangat tidak motivatif dan membangun. Biasa-biasa aja.

Diakhir sesi itu, saya berani menyimpulkan bahwa ustad saya itu sedang salah faham, kemudian karena emosi dia mencari tumbal. Syahdan, sayalah yang kena jadi tumbalnya heuheu.

Paringono sabar Gusti 

Regards

Share:

Sunday 29 January 2017

Away Day

Bonek mania gembel-gembel Surabaya
Bonek mania gembel-gembel Surabaya
Daripada dukung Persebaya, lebih baik dukung Arema
Bonek jancok dibunuh saja

Heuheu, gausah emosi baya lirik itu, lah wong cuman lagu kok. Kalo masih tersinggung ya mohon maaf, karena setiap manusia pasti punya salah. Bonek atau aremania, pasti punya salah. Ya nggak papalah saling ejek mengejek, yang penting jangan sampe bunuh-membunuh.

Oiya, alhamdulillah Arema FC menang lawan Persija dengan skor 1-0, lalu maen lagi lawan Bhayangkara FC tapi berakhir dengan skor kaca mata. Namun alhasil Arema FC jadi juara Trofeo Bhayangkara. Horeee

Yang mencetak gol adalah pemain veteran Arema, Dendi Santoso. Ditengah cuaca yang labil kaya abg jaman sekarang, kadang hujan lalu reda, lalu hujan lagi dan seterusnya ampe malem.

Saya rela basah-basahan di tribun Selatan Stadion Manahan Solo bersama Rambu dan Aremania lainnya, ada Aremania Jogja, Ambarawa, Tegal, Ponorogo dan lain sebagainya. Rame dan seru dah.

Sempet ada juga sih insiden semacam gelut gitu, ya biasalah, wong orang lagi kewer mah emang suka kaya gitu, bikin onar heuheu.

Tapi gapapalah, saya tetap menikmati pertandingan sore tadi. Memuaskan

Regards


Share:

Monday 16 January 2017

Revolusi Ala Pesantren

Seluk beluk dunia pesantren memang penuh dengan misteri, tidak semua orang mengalaminya, dan tidak pula semua orang menyangkanya. Banyak kejadian spontan yang datang tanpa memberi aba-aba. Namun dibalik serba dadakan, para santri dituntut untuk bersikap bijak dan dewasa dalam menghadapinya.

Syahdan, kadang beberapa hal tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh santri, seperti makanan yang kurang lezat, fasilitas yang tidak memadai dan juga tenaga pengajar yang minim pengalaman.Heuheu

Justru seharusnya hal-hal seperti itulah yang membuat santri dapat berpikir dewasa, bahwa ngga semua yang kita inginkan bisa dituruti. Dunia tidak semudah itu, toh mau sekaya apapun, pasti ada sesuatu yang nggak bisa manusia beli. Semisal sakit.

Datang tanpa diundang
Mendadak
Bahkan kadang membawa pergi yang mengalaminya, heuheu

Salah seorang ustadz saya di asrama, sangat dibenci oleh beberapa teman saya, ntah kenapa. Denger-denger sih karena kurang pengertian ama anak didiknya. Jarang mengajar, cuman bisa ngabsen doang.

Ngga habis pikir saya, bukannya kalo tidak ada pelajaran malah ambah enak. Banyak waktu luang, bisa mengborol ngalor-ngidul, merokok, dan tiduran. Eh malah mereka nggak setuju, padahal hal itu adalah yang paling mereka suka.

Heuh.

Dan satu lagi, mereka menyebut langkah ini sebagai revolusi, untuk menurunkan ustadz tersebut agar tidak menjadi tenaga pengajar lagi. Tapi keren juga sih caranya

Yakni dengan skip

Yaa skip, semacam kabur gitu.

Tak terduga dan inovatif, ambisius banget. Gilaa dahh heuheu, tapi kalo saya sih, ikutan juga mau, tapi ada batasnya. Lah wong saya masih pengen alumni kok.

Regards



Share:

Friday 13 January 2017

Belek Belek

Lagi enak-enak makan mie ayam di kantin sehat, lah kok tiba-tiba rasanya di mata ada yang aneh, panas, kayak kelilipen gitu. Eh ternyata ada belek banyak banget.

Dan ternyata, saya kena belekan di mata sebelah kanan.

Teman sekamar pun juga ada yang kena, kayaknya saya ketularan ini.

Entah mengapa, minggu-minggu ini banyak yang terjangkit virus belekan. Kalo kata ustadku sih memang lagi musimnya. Semacam panen gitu heuheu.

Udah nularnya cepet banget, tapi kalo sembuhnya lama. Datang dan tak pergi-pergi. 

Saya juga sempet nyoba pake obat Cina punya temen saya yang katanya ampuh, walhasil mata saya nggak bisa melek selama setengah jam. Panas, perih, bikin nangis.

Syahdan, akhirnya juga belum sembuh juga. Shit

Heuheu

Regards
Share:

Thursday 12 January 2017

Dinamika Cabe-Cabean


Orang cepet lupa. Itu sudah pasti. Siapa nama Menteri BUMN sebelum ini, belum tentu kita ingat. Di sektor lagu-lagu dangdut, kita mungkin cuma kenal Rhoma Irama. Sesungguhnya ada banyak banget penyanyi yang top-top di lapangan dangdut. Tapi ya itu, manusia cepat banget lupa. Tegar misalnya, yang pernah top dengan lagu Aku Yang Dulu, belum tentu orang ingat.
Dan akhir-akhir ini, tanah Indonesia sedang gonjang ganjing gara-gara Pak Jokowi menaikkan harga bensin. Nggak cuman bensin doang sih, tarif dasar listrik, biaya pembuatan STNK dan BPKB juga naik. Bahkan cabe aja harganya melambung, tapi yang perlu diperhatikan, harga cabe melambung bukan karena pemerintah menetapkan harganya segitu.
Tapi karena sedang gagal panen sentra pertanian cabenya, sehingga cabe menjadi langka dan mahal. Tapi insya allah cabe-cabean masih banyak kok heuheu.
Nah hal ini semacam ini, kalo menurut Sudjiwo Tejo adalah semacam pesta.
Pemanasan Semesta.
Soal pemanasan semesta, kayaknya juga bukan sekarang-sekarang aja rame. Pernah pas SBY masih menjabat presiden soal ini diramaikan. Seingat saya pas itu BBM mau naik dan mahasiswa demo di gedung DPR MPR, sampe merusak pagar dan sedikit ricuh gitu. Ngeri-ngeri sedap kalo kata almarhum Sutan Bathoegana heuheu.
Namun ada hal yang menarik mengenai kenaikan harga-harga di Indonesia, terutama kenaikan BBM. Hampir semua presiden yang memimpin Indonesia, pasti menaikkan harga BBM. Bukan karena tradisi, tapi itu karena tuntutan pasar.
Tahun berganti tahun pasti harga minyak dunia juga berubah, dinamis. Maka saya kira wajar saja jika harga BBM naik turun, namanya juga zat cair, pasti bergelombang heuheu. Sedikit bernostalgia kepada pasang surut tarif BBM di Indonesia :
Ketika zaman Pak Harto, harga BBM yang awalnya Rp. 150 naik 700% menjadi Rp.1200. 
Ketika zaman Pak Habibie, harga BBM yang awalnya Rp.1200 turun 16,6% menjadi Rp.1000
Ketika zaman Gus Dur, harga BBM yang awalnya Rp.1000 naik 45% menjadi Rp.1.450
Ketika zaman Bu Mega, harga BBM yang awalnya Rp.1.450 naik 24,82% menjadi Rp.1.810
Ketika zaman Pak SBY, harga BBM yang awalnya Rp.1.810 naik 259,11% menjadi Rp.6.500
Dan baru saja ketika Pak Jokowi masih menjabat presiden, harga BBM yang awalnya Rp.6.500 naik 0,76% menjadi Rp.6.550
Selain itu, ada juga sisi positif dari kepemimpinan Jokowi kali ini, yakni menyama-ratakan harga BBM di seluruh Indonesia, seperti kita ketahui semua bahwa harga BBM di Papua Rp.40.000 / liter yang kemudian diturunkan harganya sesuai dengan harga BBM di Pulau Jawa.
Itulah yang dinamakan ...
Keadlian Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Isu diatas mungkin juga akan mengalami hal yang sama, mudah dilupakan orang seperti isu LGBT. Agar tak mudah lupa, agar bumi tak makin panas, mungkin caranya terus-menerus dihembuskan isu-isu baru dan seger. Brrr
Regards


Share:

Tuesday 10 January 2017

Tak Terduga

Beberapa orang berpakaian putih, berkopiah, bersarung khas anak pondok, terlihat sedang duduk melingkar dengan seorang senior ditengahnya, namanya Mas Hawary. Saya pun bergabung didalamnya. Berdiskusi dengan tema yang asing di pikiran saya.

Polemik Pergerakan Mahasiswa

Beliau bercerita mengenai pengalamannya di pergerakan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah atau lebih populer disingkat IMM.

Mulai dari politik persaingan dengan pergerakan lain seperti KAMMMI, HMI, dan lain-lain serta kotor busuknya politik didalamnya

Seperti kasus pemilihan ketua BEM yang penuh kelicikan dan mendistorsi asas LUBERJURDIL. Dalam dunia pergerakan mahasiswa politik merupakan ilmu yang sangat penting, namun sayang apabila dibarengi dengan praktek yang kotor, seperti politik uang dan kartu suara bodong.

Ibarat negara, universitas adalah satu kesatuan dari pelbagai bagian, dan tentunya diperlukan pemimpin untuk memanajemennya.

Yang ekskeutif itu BEM
Yang legislatif itu DPM
Yang presiden itu ketua BEM
Yang gubernur itu ketua fakultas
Yang bupati itu ketua jurusan
Yang lurah itu ketua kelas
Dan mahasiswa adalah rakyatnya

Keos antar golongan seharusnya merupakan hal yang lumrah, tapi lebih baik dihadapi dengan kedewasaan, bukan kekanak-kanakan.

Jika bisa bernegosiasi
Ya jangan maen fisik
Macam anak SD aja heuheu.

Eits, saya kan masih pelajar SMA deng, belum mahasiswa. 

Regards

Share:

Sunday 8 January 2017

Behind The Scene

Jangan membaca terlalu banyak novel, karena matamu akan sia-sia jika digunakan untuk merenungi drama dalam novel, hidup ini bukan sekedar drama bung.

Bacalah buku-buku yang berwawasan, berilmu, berisi, yang sesuai dengan kehidupan di dunia ini, hidup ini realita, bukan drama.

Semisal saat ini sedang santer isu-isu tentang komunis, maka tambahlah pengetahuan kalian dengan membaca buku-buku karya Karl Marx dan Engels, bisa juga baca karya Tan Malaka.
Semisal juga ada isu tentang syiah, baca buku mengenai syiah, baik pro maupun kontranya, biar kita paham apasih sebenarnya salah syiah dan kenapa kok bisa salah.

Tapi inget, membaca buku juga harus pake ilmu, jangan waton baca terus dishare, kan belum tentu yang dibaca itu fakta.

Siapa tau hoax heuheu

Yups, dengan begitu wawasan kalian akan bertambah dan sesuai dengan realitas kehidupan ini, jangan cuman tahu tentang percintaan lah heuheu, nggak terlalu vital buat hidup.

Regards

Share:

Monday 2 January 2017

Sendiki On Trip

Disuatu sore, saya melakukan perjalanan panjang menuju Pantai Sendiki, dengan jalan yang sangat luar biasa levelnya, jalan yang lebih cocok dilalui KLX dan Jeep serta sejenisnya.

Berlumpur
Becek
Mblenyek

Belum lagi kalo hujan, bisa berevolusi menjadi sawah itu jalan. Sulitnya minta ampun dah pokoknya.

Tapi dibalik kesulitan pasti ada kemudahan, dan dibalik kesusahan pasti ada kesenangan.
Yups, setelah melewati jalan kematian itu akhirnya tiba juga di Pantai Sendiki yang indahnya luar biasa, eksotis.

Seakan melewati jembatan di atas neraka dan menemukan surga sesudahnya. Bikin seneng dah heuheu.

Tempatnya sepi karena belum terlalu dikenal oleh wisatawan, pantainya pun bersih, ya karena ada petugasnya sih heuheu.

Disana bisa lihat ombak yang menggebu-gebu, kapal lewat, paus yang sedang menghirup udara sambil menghepaskan ekornya di samudera. serta bisa menangkap kepiting yang tersangkut pasir akibat ombak yang menerjang.

Seru dah pantainya.

Regards


Share:

Sunday 1 January 2017

Kejahatan Terselubung

Masih ada saja orang yang mengambil keuntungan dengan cara yang haram, semacam korupsi kecil-kecilan.

Dan saya baru menyadarinya ketika kemarin pelesir ke Pantai Sendiki. Seperti biasa, sebelum merasuki daerah pantai akan melewati pos TPR atau penarikan retribusi.
Biasanya sih nominalnya 5000 perkepala, dan itu keuntungannya dibagi antara pemerintah dan rakyat. Dan kemarin saya baru saja menyadari dan mungkin temen-temen juga ada yang mengalaminya, ketika masuk rombongan, semisal 10 orang, terus disuruh bayar 50.000.

Setelah itu kan dikasih karcis.
Tapi karcisnya cuman 8.
Mana yang 2.

Nah itu yang dinamakan korupsi kecil-kecilan. 2 karcis yang hilang itu tetap pada tempatnya, agar penjaga TPR dapat keuntungan dari 2 karcis tersebut.

Ya meskipun untungnya nggak banyak tapi lama kelamaan kan jadi berlimpah.
Sepertinya korupsi sudah menjadi urat nadi masyarakat deh, heuheu.

Regards

Share: