Thursday 26 October 2017

Reborn - Mati Suri


Sudah lama jemari ini tidak menyentuh huruf-huruf mungil keyboard. Ada rasa rindu untuk kembali beraktifitas dengan-nya. Tombol capslock, backspace, shift dan ctrl selalu menjadi teman yang menyenangkan. Mereka diam tapi pengertian. 

Indukmu, laptop, kini sudah mulai bersih. Layar tak lagi berdebu, sela-sela sistem tak lagi menjadi sarang semut. Bahkan kabel penyalur energimu yang sempat hilang entah berantah kini telah kembali ke pelukan. 4 bulan memang waktu yang lama hingga aku terlupa kalau memilikimu.

Aku terlalu larut dalam membaca, tenggelam dalam kumpulan kertas-kertas bertinta. Hingga aku lupa bahwa aku juga punya kewajiban untuk merawatmu dan membesarkanmu. Buku fiksi yang telah memanjakan imajinasiku, buku non-fiksi yang telah menyadarkan rasionalitasku, dan buku keagamaan yang telah mencerahkan spiritualitasku.

Aku kerap bertanya-tanya mengapa kusimpan buku-buku yang mungkin baru ada gunanya jauh dimasa mendatang, judul-judul yang tak terkait dengan minatku pada umumnya, buku yang pernah kubaca sekali dan tak akan kubuka berpuluh-puluh tahun setelahnya.

Tapi bagaimana mungkin aku membuang dan melupakan, katakanlah, komik Detective Conan-nya Aoyama Gosho yang membuat masa kecilku penuh dengan rasa ingin tahu akan misteri, atau Laskar Pelangi yang menjadikan masa remajaku serat pertemanan, Madilog, Gerpolek dan judul-judul lain yang diperuntukkan di rak teratas, tempat mereka bersemayam dan berdiam diri dalam kedudukan keramat yang kita banggakan. 

Kini aku sadar, apa gunanya membaca, wawasan, pengetahuan jika hanya disimpan di otak dan kalbu semata. Bukankah saraf otakmu itu hanya hidup untuk sementara?

Seorang bijak pernah berkata: Menulislah, maka engkau akan menjadi bagian dari sejarah. 

Hari ini, adalah hari yang istimewa. Domain yang telah lama mati kini telah hidup kembali. Lahir kembali. Reinkarnasi dari yang dulu. Hadir kembali wadah untuk menyalurkan hasrat menulisku, nafsu pikiranku dan gairah kebahagiaanku.Tapi aku tidak akan meninggalkan hobi membaca, juga tidak mengabaikan hobi menulis. 

Aku akan tetap membaca, hingga mataku tak bisa lagi melihat kata-kata

Aku akan tetap menulis, sampai jariku tak mampu lagi terangkat ketika sholat.

Regards.


Share:

0 comments:

Post a Comment