Jogjakarta di sore hari, ketika sang surya mulai bersembunyi di kolong langit, gemuruh suara adzan mulai berkumandang, saling bersahutan. Seperti biasa, adzan asrama selalu menjadi yang terakhir.
Aku terbangun dari tidurku saat sound diatas kamar bergemuruh, mimpiku terpaksa berhenti sejenak, heuheu. Shit.
Kuambil air wudlu untuk menyegarkan kepalaku, sekaligus bersembayang. Tiba-tiba kawanku berbisik, 'Asbakmu kesita, su'. Huft, awalnya aku tak percaya, tapi lama-kelamaan semakin banyak yang meyakinkanku. Yah
Asbakku kesita, dan
Pecah
Aku dan kawan sekamarku maju untuk mempertanggung jawabkan apa yang kami perbuat, yups, melestarikan tembakau kanabis.
Dan asbak itu, ah sudahlah.
Padahal, berkat dialah puntung rokok bersatu, apapun merknya pasti akan berhenti di pangkuan dia, yang merangkul abu tembakau agar tidak bertebaran, tidak berserakan.
Tapi, ah sudahlah
Regards
0 comments:
Post a Comment