Katanya kalo punya yang bisa beli apa saja. Lalu menguasai dunia. Akhirnya hidup bahagia seperti di surga.
Mari kita bedah satu persatu.
Memulai bisnis butuh uang.
Sekolah butuh uang.
Mengisi perut butuh uang.
Sampai kencing di toilet umum saja butuh uang.
Wajar bila akhirnya mereka menyebut uang sebagai sumber kebahagiaan. Iyalah, siapa juga yang mau hidup menderita kemiskinan, kelaparan, tidak bersekolah, hingga tidak bisa membuang hajat di tempat yang layak.
Ada? Ya jelas ga ada.
Manusia itu diciptakan sebagai makhluk hidup paling sempurna dengan segala kelengkapan jiwa dan raganya. Saking sempurnanya, manusia kadang lupa kalau kesuksesan yang dimilikinya adalah titipan semata. Maka wajar bila dunia masih mengenal kasta yang berujung pada perilaku semena-mena.
Memang tak semua, tapi bukan berarti tidak ada yang melakukannya. Nyatanya, disekitar masih ada orang yang mendewakan uang.
Mari saling jujur, tanyakan pada hatimu. Bahagiakah kamu jika punya banyak uang? Tentu
Apa yang kamu lakukan jika punya banyak uang? Aku ingin ini itu.
Tapi bisakah kita menjamin diri untuk bisa menjaga diri agar tak mengikuti jejak mereka yang terlena dengan uang, lantas bertindak semena-mena? Tentu kita takkan bisa, karena bagi kita yang statusnya manusia, uang kadang bisa jadi rejeki dan ujian diri.
Beruntunglah kamu kalau uang banyak yang kamu miliki tak menjadikanmu sosok yang kikir, jahat dan maha dengki. Karena di luar sana, masih ada manusia yang terjebak menjadi budak dungu dari kekayaan mereka yang melimpah ruah.
Sebentar ijinkan aku meluruskan, karena tulisan ini dibuat bukan untuk menghakimi dan iri pada kalian. Hanya sebagai pengingat, baik bagi diri sendiri dan bagi siapa saja yang membaca.
Jika suatu hari kita diberikan kesempatan untuk menjadi kaya. Mari saling mengingatkan agar tak sampai menjual jiwa dan menjadi budak harta. Hingga akhirnya kita kehilangan jati diri. Lupa esensinya hidup sebagai manusia.
Lebih baik berdoa agar rejeki kita dicukupkan, bukan dilebihkan. Ya, cukup buat beli baju, beli makanan dan beli kuota.
Regards.