Sajak adalah ungkapan rasa. Dan retorika itu tersusun dalam bait-bait rima yang sederhana.
Semesta bukan pembercanda. Ia lebih lihai menyembunyikan ada. Abu-abu warna kegemarannya. Beraneka ialah interprentasi gemuruh senja.
Ruang-ruang sempit dan jalanan bergulita. Mengumandangkan rasa bersalah, berduka atau bersua?
Dialektika beserta alur lebih sering dipersalahkan. Kita terjebak angan-angan bukan kehendak rembulan.
Penyesalan itu nyata saja- datang sesuka hati. Bangga sekali ketika mengejutkanmu dari pasti. Sumpah serapah kerap menerpa imaji diri sendiri. Sebab Tuhan memberikan kebebasan untuk menepi.
- Ambarukmo Plaza, bersama Bintoro, Bocil dan 2 wadon
0 comments:
Post a Comment