Thursday, 1 February 2018

Sejauh Ini

Dibawah guyuran hujan deras Kota Yogyakarta, dengan secercah sinar rembulan sisa gerhana kemarin malam. Angin malam selalu menyajikan hal-hal unik untuk dinikmati, Menusuk jiwa dan membangkitkannya. Terbang ke atas melayang-layang. Dan hilang.

Konsistensi memang sangatlah sulit. Tapi selama ada kemauan keras, dan semangat yang terus membara, bukan hal mustahil konsistensi bisa ditaklukkan. Aku bukanlah tipe pekerja keras. Tapi aku berusaha sekuat tenaga agar bisa istiqomah, perlahan tapi tetap berjalan. Tak harus berlari, toh kalau tak bisa lari bisa berjalan. Merangkak juga sangat memungkinkan. Tapi semuanya tetap satu irama. Berjalan, melangkah, kedepan. Dan terus bergerak.

Genap sudah, 200 tulisan sudah mengisi ruang tak berarti ini. Sebuah platform abal-abal, yang tak ada sedikit pun kata serius untuk melanjutkannya. Tapi tangan ini serasa keram jika meninggalkan candu digital ini. Berat untuk pergi, berat untuk meneruskan. 

Tak terbayang sebelumnya, bahkan tak terencanakan. Kekuatan kata-kata memang menimbulkan kesan tersendiri. Teringat perkataan Mas Pram, bahwa sejenius apapun kamu, jika tak menulis, maka akan hilang terserap sejarah. 

Segala unek-unek, sedikit gagasan, dan banyak curhatan lengkap sudah menghiasi ruang ini. Dengan template sederhana yang nyaman dipandang. Coretan ini mungkin tak terlalu berarti. Tapi beberapa tahun kedepan, kenangan ini akan menjadi sebuah momen yang bisa saja menjadi bahan tertawaan, bahkan menjadi sumber kekuatan untuk me-merdekakan jari-jari keriput ini.

Beribu terima kasih aku ucapkan, kepada setiap orang dan segala sesuatu yang telah menjadi inspirasi untuk menuliskan kata-kata tak berfaedah ini. Tanpamu aku bisa, tapi denganmu aku luar biasa. 


- Yogyakarta, 1 Februari 2018


Share:

0 comments:

Post a Comment