Monday 16 April 2018

Dua Belas ke Delapan Belas

Indeks prestasi menunjukkan  mampunya diri masuk sekolah kader.
Ah, ku rindu hangat dan nyamannya kota itu. Takdir berkata lain.
Ramai, bukan di Tengah kali ini. Berlabuh ku diseberang Timur. Dimulai dari tahun dua belas.

Pondok modern. Berada di tengah kota bukan berarti berbeda.
Banyak kenangan disana. Aku jadi Ipmawan! Aku lah Puma! Aku lah banteng hitam!
Lima belas, memiliki makna negatif menurut mitologi yang sering kudengar.
Berawal dari perkenalan. Kini hanya menjadi cerminan kebodohan yang terus kutertawakan.

Kali ini tidak hanya satu. Najib, David, Soffan, Zakka, Rafli, Racha dan Bintoro. Semoga kalian selalu dalam lindungan-Nya.

Berakhir di delapan belas. Timur menjadi batu loncatan untuk kedepan. Selamat tinggal kota istimewa. 

- Wisma Dharmais, Darul Arqom Purna

Share:

0 comments:

Post a Comment