Jam tidurku kacau. Bagaimana tidak, sampai jam 9 pagi pun aku belum bisa memejamkan mata. Semalaman aku pergi bersama Anabelle makan ayam geprek dan menjenguk Alliya yang sedang sakit radang tenggorokan.
Setelah itu pulang untuk menyelesaikan tugas dan tidur. Tapi biadab. Tetangga sebelah kamar pagi-pagi memutar musik metal dengan volume tinggi. Sangat menganggu. Membuatku gagal tidur sampe jam 9.
Sorenya aku bangun dan siap-siap untuk internalisasi bidang. Tiba-tiba Anabele mengirim pesan padaku bahwa tiket keretanya untuk pulang gabisa dibeli karena email dan nomor hp yang dipakai untuk daftar adalah punyaku.
Aku bingung. Merasa bahwa aku yang menyebabkan itu semua. Aku paham kenapa Anabele ingin pulang. Dan aku ga ingin karena kesalahanku dia jadi gagal pulang.
Kubangunkan Hibban untuk membantuku mencari solusi. Searching sana sini dan hasilnya tetap gagal. Tiketnya tetap tidak bisa dibeli. Padahal besok rencananya aku mengantarkan dia ke stasiun jam 9.30.
Kutawarkan diri untuk mengantarkan dia pulang ke Mojokerto. Tapi dia menolak. Anabele bilang temannya yg akan mengantarkannya pulang. Keputusannya sudah bulat. Aku tak bisa mengelak lagi.
Sekalipun dia tetap pulang, aku merasa ada beban yang mengganjal. Bagaimana perasaanmu ketika membuat orang lain kebingungan? Terlebih orang yang benar-benar ingin kau jaga.
0 comments:
Post a Comment