Tuesday, 26 October 2021

27 Oktober 2021

Kopi di gelas telah mendingin.
Matahari pun juga telah tinggi.
Ku masih duduk di ruang tengah.
Diam ku pikiran tak lagi satu
Ratusan suara meminta ku.

Lagi-lagi perkara sudut pandang.
Rel yang lurus pun terlihat miring. Tergantung sudut pandang.
Gajah yang besar pun terlihat kecil.
Tergantung sudut pandang.

Sudah kubilang dari dulu.
Pandai saja tidak cukup.
Kita tak sedang mengikuti olimpiade.
Tapi kita sedang berjuang. Bersama.

Bersama manusia. Bersama orang lain yang satu tujuan dengan kita. 

Maka sudah menjadi konsekuensi agar kita menjadi lebih dewasa. Contohnya sederhana: bersikap bijak dengan karakteristik setiap orang. Ataupun tidak tergesa-gesa dalam menyimpulkan sesuatu yang masih abstrak.

Sederhana walaupun sulit.  Absurd bukan. 

Maka tak heran kalau Farid Stevy pernah menulis: berjalan tak sesuai rencana adalah hal biasa, maka jalan satu-satunya adalah jalani sebaik-baiknya. 
Share:

Saturday, 23 October 2021

24 Oktober 2021

entah mengapa kamu tak paham-paham. atas bahasa yang ku ucapkan. padahal kata demi kata ku susun sederhana. mungkin kamu terlalu lama terperangkap. di pagar imajinasi yang terbangun liar. hingga diksi-diksi terasa asing dan ganjil. sebuah pemberian bukanlah tanpa arti. ada keinginan tulus dibalik itu semua. mungkin sejenis suap, tapi untuk hal yang baik

maka terimalah. 

tak peduli mau diapakan kemudian, sikap untuk menerima dan mengucapkan terima kasih merupakan timbal balik yang membuatku bahagia

jikalau berdua terasa sulit dan rentan menimbulkan fitnah, bertiga pun tak jadi masalah. aku berjalan sendiri pun juga tak jadi masalah. karena ku kira memang itu yang harus dilakukan. 

untuk apa memaksa hal-hal yang memang tidak diinginkan. meski begitu, dibalik sikap diam dan dinginmu. kuharapkan doa dan dukunganmu selalu. demi Tuhan ku akan sangat rindu semeja

Share:

23 Oktober 2021

yang melepaskan pergi
yang terlepaskan hari terakhir bermatahari
suatu saat nanti
nanti atau kini

coba letakkan diri

dan serahkan hati ini bahwa
mereka yang tercinta pasti pergi
di balik payung hitam ini
di balik awan hitam nanti
selama masih bermatahari
hitam kan menagih janji

dan mereka yang telah pergi
mungkin takkan pernah kembali
tiada sampai sejati
menghilang karna terbagi
mereka yang telah berjanji
suatu hari akan kembali
hadir utuh sepenuh hati
slama tak terbagi
kamis pun terbuang
siang berubah remang
usang harapan
kau kan tetap terbilang

Share:

Thursday, 21 October 2021

21 Oktober 2021

Malam Kamis kelabu. Menikmati serangkaian aksara yang berasap. Mencoba memulai ruang dialektika yang penuh substansi. Berjalan. Hanya sebentar. Setelah itu entah ke langit mana. Semua terjadi begitu cepat. Bahkan sebatang rokokku pun belum sempat habis.

Kejadian seperti ini adalah hal biasa. Setidaknya pernyataanku di awal berdasarkan pengalaman yang kualami selama berproses dengan Ria. Mungkin terlalu polos, hingga mudah terombang-ambing. Atau memang tidak ada ketertarikan untuk saling belajar. Atau mungkin keberadaanku hanya "seolah-olah".

Saling terpental dan mencari tempat hinggap sendiri-sendiri. Hingga salah satunya gugur tanpa kabar. Tidak ada pemberitahuan. Tanpa sampai jumpa. Semua terjadi begitu cepat. Perlengkapan perang pun tersisa. Mungkin sengaja untuk meninggalkan jejak.

Hingat bingar hampa. Dalam tempo yang semakin melambat. Sebulan tertukar dengan lari paksa rutinitas. Saatnya tanggalkan baju perangmu. Sandarkan tubuh lelah lemah. Sandarkan dulu. 


Share:

Sunday, 17 October 2021

18 Oktober 2021

Takut akan fitnah. Kabar burung yang kian santer terdengar. Profesionalitas yang menjadi taruhannya. 

Sejak memulai berproses, setidaknya keadaan seperti ini yang selalu kualami. Tergiring narasi romantisme perkaderan dari khalayak umum. Walau mungkin aku yang sengaja memantiknya.

Tapi kurasa untuk yang satu ini berbeda. Semakin tua makin malas rasanya berpacaran. Mungkin sudah saatnya berpikir untuk jenjang yang lebih serius. Jika  Tuhan berkenan. Amin
Share:

Saturday, 9 October 2021

10 Oktober 2021

Hari terakhir Darul Arqam Dasar. Masih cukup terjaga dengan jam tidur yang begitu berantakan. 

Rasa capek yang menumpuk mungkin membuatku sedikit sensitif. Bahkan fatalnya sampai membuat beberapa instruktur tenggang rasa kepadaku. Tak terkecuali orang yang kudampingi.

Mungkin inilah suka duka menjalani proses. Kadang berada diatas dan berteriak lantang, kadang pula berada dibawah dan merasa jenuh. 

Meski hari ini sedikit kacau, tapi pantang menyerah sampai detik terakhir merupakan suatu hal yang patut diapresiasi. Terima kasih instruktur 2021 yang tetap konsisten mengawal proses sakral kali ini. 

Nasib kita sama, terpenjara dan tak berdaya. Hanya doa yang kita punya. Lancangkah aku meminta. Agar kalian tak putus asa. Tetaplah berjuang hingga berbunga. Umpama takdir tak memihak. Roda nasibpun tak bergerak. Tetaplah lestari memperjuangkan adicita kita bersama. 

Acuhkan saja sikap mereka yang tak pernah tahu apa yang kalian rasakan. Pengorbanan kalian tegak jadi peneduh. Nilai harga diri kalian menjadi tak terangka.



Share:

Friday, 8 October 2021

9 Oktober 2021

Menatap ruang kosong, gelap dan juga hampa. Jalan pikiran bagai perang Puputan Margarana. Melukis bayang paras luka tanpa nada. Sebenarnya aku yang malang. 

Perhatianku pun ternyata hanya angin lalu. Tak begitu banyak feedback yang positif. Tak ada keceriaan. Tak ada apresiasi. Tak ada inisiatif aktif untuk memulai obrolan ringan.

Tidak ada obrolan terkait masalah hidup. Tidak ada obrolan terkait keluh kesah. Tidak ada obrolan terkait hal-hal selain organisasi. Jikalau ada, akulah yang memulai. 

Mungkinkah aku yang terlalu berharap untuk diberikan feedback? Atau mungkin aku hanya dianggap sebagai sosok Ketua Bidang dan Master of Training? 

Aku tak menampik kalo dengan sengaja memberikan privilege kepadanya. Ya begitulah perjuangan dan pengorbanan. Semoga bisa menjadi support moril dan materil dalam berproses di Ikatan. Akhir kata, akan kukutip sebuah catatan pendek: 

Namanya hidup, ngga ada yang ngga pernah menghadapi suatu masalah dan takdir yang telah ditetapkan buat mereka. 
Karena terkadang, suatu permasalahan dapat merubah sesorang menjadi lebih dewasa, dan membuat seseorang yang masa bodoh merasa lebih peka terhadap hidup dan lingkungannya.
Itulah kehidupan, tidak ada manusia yang bisa terlepas dari sebuah masalah.

3 September 2020




Share: