Thursday 12 January 2017

Dinamika Cabe-Cabean


Orang cepet lupa. Itu sudah pasti. Siapa nama Menteri BUMN sebelum ini, belum tentu kita ingat. Di sektor lagu-lagu dangdut, kita mungkin cuma kenal Rhoma Irama. Sesungguhnya ada banyak banget penyanyi yang top-top di lapangan dangdut. Tapi ya itu, manusia cepat banget lupa. Tegar misalnya, yang pernah top dengan lagu Aku Yang Dulu, belum tentu orang ingat.
Dan akhir-akhir ini, tanah Indonesia sedang gonjang ganjing gara-gara Pak Jokowi menaikkan harga bensin. Nggak cuman bensin doang sih, tarif dasar listrik, biaya pembuatan STNK dan BPKB juga naik. Bahkan cabe aja harganya melambung, tapi yang perlu diperhatikan, harga cabe melambung bukan karena pemerintah menetapkan harganya segitu.
Tapi karena sedang gagal panen sentra pertanian cabenya, sehingga cabe menjadi langka dan mahal. Tapi insya allah cabe-cabean masih banyak kok heuheu.
Nah hal ini semacam ini, kalo menurut Sudjiwo Tejo adalah semacam pesta.
Pemanasan Semesta.
Soal pemanasan semesta, kayaknya juga bukan sekarang-sekarang aja rame. Pernah pas SBY masih menjabat presiden soal ini diramaikan. Seingat saya pas itu BBM mau naik dan mahasiswa demo di gedung DPR MPR, sampe merusak pagar dan sedikit ricuh gitu. Ngeri-ngeri sedap kalo kata almarhum Sutan Bathoegana heuheu.
Namun ada hal yang menarik mengenai kenaikan harga-harga di Indonesia, terutama kenaikan BBM. Hampir semua presiden yang memimpin Indonesia, pasti menaikkan harga BBM. Bukan karena tradisi, tapi itu karena tuntutan pasar.
Tahun berganti tahun pasti harga minyak dunia juga berubah, dinamis. Maka saya kira wajar saja jika harga BBM naik turun, namanya juga zat cair, pasti bergelombang heuheu. Sedikit bernostalgia kepada pasang surut tarif BBM di Indonesia :
Ketika zaman Pak Harto, harga BBM yang awalnya Rp. 150 naik 700% menjadi Rp.1200. 
Ketika zaman Pak Habibie, harga BBM yang awalnya Rp.1200 turun 16,6% menjadi Rp.1000
Ketika zaman Gus Dur, harga BBM yang awalnya Rp.1000 naik 45% menjadi Rp.1.450
Ketika zaman Bu Mega, harga BBM yang awalnya Rp.1.450 naik 24,82% menjadi Rp.1.810
Ketika zaman Pak SBY, harga BBM yang awalnya Rp.1.810 naik 259,11% menjadi Rp.6.500
Dan baru saja ketika Pak Jokowi masih menjabat presiden, harga BBM yang awalnya Rp.6.500 naik 0,76% menjadi Rp.6.550
Selain itu, ada juga sisi positif dari kepemimpinan Jokowi kali ini, yakni menyama-ratakan harga BBM di seluruh Indonesia, seperti kita ketahui semua bahwa harga BBM di Papua Rp.40.000 / liter yang kemudian diturunkan harganya sesuai dengan harga BBM di Pulau Jawa.
Itulah yang dinamakan ...
Keadlian Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Isu diatas mungkin juga akan mengalami hal yang sama, mudah dilupakan orang seperti isu LGBT. Agar tak mudah lupa, agar bumi tak makin panas, mungkin caranya terus-menerus dihembuskan isu-isu baru dan seger. Brrr
Regards


Share:

2 comments:

  1. "mungkin caranya terus-menerus dihembuskan isu-isu baru dan seger"

    contohnya?? XD

    ReplyDelete
    Replies
    1. Banyak kok, isu syiah, ahmadiyah, gafatar, tka cina, dan isu isu sensitif lainnya.

      Delete