Monday, 16 January 2017

Revolusi Ala Pesantren

Seluk beluk dunia pesantren memang penuh dengan misteri, tidak semua orang mengalaminya, dan tidak pula semua orang menyangkanya. Banyak kejadian spontan yang datang tanpa memberi aba-aba. Namun dibalik serba dadakan, para santri dituntut untuk bersikap bijak dan dewasa dalam menghadapinya.

Syahdan, kadang beberapa hal tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh santri, seperti makanan yang kurang lezat, fasilitas yang tidak memadai dan juga tenaga pengajar yang minim pengalaman.Heuheu

Justru seharusnya hal-hal seperti itulah yang membuat santri dapat berpikir dewasa, bahwa ngga semua yang kita inginkan bisa dituruti. Dunia tidak semudah itu, toh mau sekaya apapun, pasti ada sesuatu yang nggak bisa manusia beli. Semisal sakit.

Datang tanpa diundang
Mendadak
Bahkan kadang membawa pergi yang mengalaminya, heuheu

Salah seorang ustadz saya di asrama, sangat dibenci oleh beberapa teman saya, ntah kenapa. Denger-denger sih karena kurang pengertian ama anak didiknya. Jarang mengajar, cuman bisa ngabsen doang.

Ngga habis pikir saya, bukannya kalo tidak ada pelajaran malah ambah enak. Banyak waktu luang, bisa mengborol ngalor-ngidul, merokok, dan tiduran. Eh malah mereka nggak setuju, padahal hal itu adalah yang paling mereka suka.

Heuh.

Dan satu lagi, mereka menyebut langkah ini sebagai revolusi, untuk menurunkan ustadz tersebut agar tidak menjadi tenaga pengajar lagi. Tapi keren juga sih caranya

Yakni dengan skip

Yaa skip, semacam kabur gitu.

Tak terduga dan inovatif, ambisius banget. Gilaa dahh heuheu, tapi kalo saya sih, ikutan juga mau, tapi ada batasnya. Lah wong saya masih pengen alumni kok.

Regards



Share:

0 comments:

Post a Comment