Friday, 12 November 2021

13 November 2021

Langit mendung bulan November. Kaki melangkah. Menembus gerimis malam. Berbaris untuk mendapat angka. Ketukan palu di pangku pesakitan. Tak ada satupun keceriaan. Terlihat di bawah atap komisariat. 

Seperti takdir yang panjang dan pedih. Dalam hidup yang muram dan letih. Aku masih disini. Aku duduk menanti. Hanya menanti. Tak bergegas mencari. Hanya bersedih. Dalam sunyi. Duduk menanti dalam letih mimpi

Dan tak pernah ku bayangkan. Sebelumnya akan duduk melingkar di tempat ini. Cangkir jatuh pecahnya lukai haitku, kata Romi and The Jahats. Aku terjebak dalam cairan alkohol. Bersama mas Yogi aku berbagi cerita runyamnya kehidupan ini. 

Pada jagad aku mohon mudahkanlah urusanku. Pada langit aku minta ringankanlah beban pundakku. Pada angin aku mohon angkatlah semua rasa duka. Pada air aku harap padamkanlah semua masalah hati. Pada hati aku minta jangan berkobar dalam kekacauan. 


Jaga tetap lurus langkahku. Maha Esa aku minta. Jawablah doa dan harapanku. Kabulkanlah ikhtiar dan tawakkalku. 

Maafkanlah aku yang belum bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Sekali lagi mohon maaf. Andaikata semua berjalan seperti biasa, aku tak akan terjatuh dalam lubang penuh dosa ini. 

Sekali lagi mohon maaf, yak.

Aku merasa gagal menjadi seorang kabid.




Share:

0 comments:

Post a Comment