Tuesday, 3 July 2018

Nasehat Menjaga

Aku pernah berbicara pada seseorang, bahwa hidup banyak rupanya. Tak hanya lurus lagi lenggang. Apalagi mulus kalau sepi jalan rayanya. Banyak yang tak terduga, dan berdarah-darah pastinya.

Kukatakan pada dia, bahwa senantiasa selalu menjaga. Menjaga apa? Apa saja.
Misal lisan bertutur kata. Agar kemudian tak beda dilakunya. Kalaupun beda, semoga diizinkan hanya khilaf semata. Kalaupun ada, semoga termaafkan.

Aku bilang lagi, kalau di dunia ini, kita tidak hidup sendiri. Harus bisa menjaga hati. Agar tak ada yang tersakiti. Dan mudah disakiti. Persoalan hati kan tanggung sendiri. Jadi, ya, hati-hati.

Termasuk jaga semangat, agar terus menyala. Bagaimanapun medan tempurnya, hidup memang layak diperjuangkan.

Buat siapa? Orang tua, kakak, keluarga. Pokoknya ya, siapa saja yang memang harus dibahagiakan. 

Ingat ya nanti, kalau kau tak lagi sendiri, tiada kata henti untuk berbenah diri. Justru harus ekstra menempa diri, supaya tak hanya beriringan tapi juga bisa diajak berlari.
Bersama dirinyalah masa depan dibagi. Bersama dirinyalah mimpi-mimpi juga diraih.
Kelak, kalau gelak tawa hadir diantara dua. Baik-baiklah untuk dijaga. Mereka adalah titipan Tuhan yang tak ternilai harganya. Yang dinantikan manja-manjanya. Yang kalau pulang dipanggillah kalian; "Bundaaa" atau malah "Ayahh".

Aku bilang begitu sampai tak berkedip mataku. Sampai gemuruh debar jantungku. Terdengar sendiri oleh telingaku.


Jauh di lubuk hati. Betul-betul aku ilhami. Semoga semesta juga meyakini. Mengamini apa yang kusampaikan tadi. Pada seseorang yang pernah kunasehati. Di depan cermin saat malam hari.

- 3 Juli, SMK Muhammadiyah Semin

Share:

0 comments:

Post a Comment