Thursday, 12 July 2018

Meracau

Kala itu petang, teramat petang sampai harus mengerjap beberapa kali. Teramat petang sampai alunan lagu mampu memekakan. 

Kala iu, dengan disengaja, satu api menyala, menyambar apa saja yang dianggapnya bisa diajak berkomplot. Hangat. Aku merasa hangat. 

Menarik. Derai tawa silih berganti, tidak bising justru datang menambah kehangatan disaat matahari yang genit enggan berpijar. Sederhana, pemiliknya kamu.

Manis. ah aku mulai meracau ke banyak arah. Maaf barusan itu bukan kataku, itu kata hari yang tidak mau diajak kompromi, tentu bukan salahku.

Tentu masih menarik. Sampai ketika pandangan bertemu. Sampai ketika sepatah kata terucap untuk saling menimpali. Sungguh, terima kasih. 

Untuk pertama kali, seakan mimpi diatas mimpi. Bibir ini otomatis tertarik berpola sunggingan. Setidaknya, pernah ada senyummu yang ditujukan buatku. 

- Warung Mbak Ine, 12 Juli 2018


Share:

0 comments:

Post a Comment