Oi.
Aku sedang membicarakanmu,
Bagaimana seseorang bisa dengan indahnya menebar kharisma hanya dengan berjalan. Bagaimana seseorang bisa mempunyai mata yang teduh dan tegas dalam waktu yang bersamaan.
Bagaimana seseorang bisa menyenangkan sekaligus menguatkan dalam semua keadaan. Bagaimana seseorang bisa bertutur indah dan menenagkan kepada semua orang.
Oi.
Sekarang aku sedang membicarakan diriku sendiri.
Bagaimana aku bisa senang hanya dengan menebak-nebak apakah hari ini kita akan bertemu. Bagaimana aku bisa berpanjang lebar membicarakanmu kepada semua temanku.
Bagaimana aku bisa lebih dari cukup hanya dengan mengagumimu. Bagaimana aku bisa tidak apa-apa denan keadaan kau tidak tahu bahwa aku ada.
Karena itu tidak penting, Oi.
Tidak penting jikalau hai ini tidak melihatmu, mungkin besok. Tidak penting teman-temanku menganggap aku banyak omong tentangmu, tunggu saja sampai mereka bertemu denganmu.
Tidak penting jika tidak cukup mengagumimu, kamu pantas mendapatkan apapun di dunia ini. Tidak penting kau tidak mengenalku. Karena tahu bahwa kamu baik-baim saja, aku sudah sangat senang.
Menjadi pengagummu itu menyenangkan. Dan aku hanya melakukan apa yang membuatku senang.
Apa kau pernah pergi ke museum, Oi? Disana banyak ciptaan keren dibalik kaca yang tidak boleh disentuh. Begitu pula denganmu Oi. Mahakarya Tuhan yang indah seperti dirimu, tidak boleh disentuh.
Maka tidak apa-apa jika aku harus terus di luar dinding kaca memperhatikanmu saja. Dan jika aku boleh meminjam kata-kata dari lagu favoritku... 'Tetaplah menjadi bintang di langit'
- Kanjuruhan Stadium, 7 Juli 2018
0 comments:
Post a Comment