Ada rindu yang bersemayam lama, pada semilir darah yang
mampu gertakan dada lebih dari biasanya, atau sekedar menangkap kupu-kupu
terbang di dalam perut.
Namun sang tuan terlalu biasa hidup tanpa hal-hal tersebut.
Hidupnya telah lebih dari cukup. Bahagianya hanya pada semilir angin sepoy-sepoy
yang menyentuh kuping. Tapi senja kian dekat, ia tak bisa terus berjalan hanya
dengan kedua kakinya. Ingin sejauh apalagi? Walau cukup ada ruang yang belum
terisi penuh, kosong.
Walau tak pernah kau paksa untuk akhirnya berhenti dan
menetap. Namun riuh mulai sampai pada pikiran, diam-diam kau pun menaruh
gelisah.
- Ayu Tantri, bersama Rambu, Muthim, Arsa dan Opik
- Ayu Tantri, bersama Rambu, Muthim, Arsa dan Opik
0 comments:
Post a Comment