Tuesday, 12 December 2017

Konspirasi Semesta dan Matahari

Kala malam menyambut, ditengah riuh sesak candaan teman-teman lelakimu. Kau memilih untuk diam rebah didekatku. Sesak katamu, cukup sudah lelah sudah. 

Kukira saat itu juga kau akan terlelap, tapi nyatanya mulutmu belum lelah berbicara. Kau mulai berbicara tentang konsep mengenai Tuhan. Yang menurutmu Tuhan adalah satu dan hanyalah satu, tidak bisa terkonsepkan--tambahku.

Dan terdiam kau berpikir sejenak sebelum menjabarkan hitungan-hitungan waktu yang meliputi alam semesta, perputaran planet, masa semuanya, masa kita sebagai manusia, mengenai siklus dan mengenai waktu.

Hitunganmu agak meleset. Disana aku menyadari sembari menertawaimu. Selarut ini masih bisa ya memikirkan tentang perhitungan alam semesta.

Konspirasi alam semesta ...

Kita tidk tahu menahu tentang apa yang akan terjadi setelah ini. Yang pasti kelahiran akan selalu ditutup dengan kematian. Semuanya berjalan dalam sebuah siklus.

Begitu pula dengan yang disebut orang sebagai 'cinta'. Cinta saja tidak perlu mengharapkan balasan, jika berbalas itu sebuah keuntungan sendiri. Sekarang tinggal nikmati saja buah-buah dari cinta itu sendiri. Lagipula cepat atau lambat, manusia akan berpisah satu dan lainnya.

Kuharap semesta melibatkan kita dalam masa yang sama. Kuharap genggaman tanganmu malam itu bukanlah hal yang fana. Karena kini ku telah tenggalam dalam suatu bagian darimu.

Kenyamanan memang membelokkan. Tapi jika cinta, ya cinta saja. Cinta tak butuh pembalasan. Cinta tak butuh paksaan. Tapi aku hanya berharap kita berada dalam suatu putaran siklus semesta yang sama

Biar semesta bicara ...

Tahukah kau? Pada saat lahir, setiap orang memiliki matahari dalam dadanya?

Matahari yang mengisi penuh rongga dada. Menjadi sumber segala suka cita, simpul senyum dan gelak tawa. Matahari adalah hadiah keriangan dari semesta. 

Sayangnya matahari itu mengecil seiring bertambahnya usia. Itulah mengapa anak-anak adalah makhluk paling riang sedunia. Sementara orang dewasa adalah manusia-manusia murung yang lebih banyak meratapi nestapa. Terkutuklah orang-orang sok dewasa wgwg.

- Terminal Arjosari, Desember 2017


Lanjutan Artikel : Perempuan Itu

Share:

2 comments: