Sulit sekali mencari kehangatan abadi di Kota Batu. Setiap saat selalu ada hawa dingin yang menusuk. Tak mengenal pagi dan malam, yang tak diundang-pun akan tetap datang. Mungkin ada beberapa solusi untuk menghangatkan badan. Meskipun hanya sebentar. Apalagi kalo bukan makanan khas Malang: Bakso.
Memang banyak sekali warung bakso di Kota Batu, dan kuputuskan untuk mampir di salah satu warung dekat Alun-Alun Batu. Di pojok pasar, sepi, tak terdegar riuh ramai wisatawan. Sangat nyaman untuk sekedar menghangatkan badan ini.
Yang menjual adalah seorang pria, mungkin sekitar 50-tahunan. Rambut mulai memutih. Badan sudah sedikit bungkuk. Faktor usia mungkin. Berpakaian koko rapi bak habis dari masjid. Ya dilihat sih beliau muslim. Bodo amatlah dengan agama yang dianut.
Singkat waktu, satu porsi pesanan baksoku telah tiba. Sambil makan perlahan, aku membuka percakapan dengan beliau. Ya tentu saja. Dengan tema yang sudah membumi di Malang Raya, apalagi kalau bukan Arema. Lah kok ndilalah tepat juga. Beliau ini adalah mantan korwil Aremania.
Kami berbicara panjang lebar mengenai kondisi Arema masa lalu dan sekarang. Dan ketika beliau tau kalo aku mondok di Yogya, beliau langsung nyerocos kisah masa mudanya ketika awayday ke Yogya. Saat itu masih era Galatama dan bermain melawan PSIM. Dan apesnya, para Aremania kala itu ada crash dengan PSIM, sehingga tidak bisa pulang dan terpaksa bermalam di stadion.
Lah kok ndilalah lagi Kapolda Yogya saat itu adalah wong Malang. Walhasil pak Kapolda ini memberikan bantuan keamanan dan menyediakan tumpangan bis gratis bagi Aremania sampai ke Malang.
Memang, kalo sudah ada panggilan jiwa, orang Malang akan keluar Malange. Huft
- Pasar Malem, 2017
Bodo amat lah ya sama agama yg dianut orang.. Hhh
ReplyDeleteKarena mempertanyakan hal semacam itu terlalu gmn gt, hhh
Btw, aku jd pgn ke Malang lg
Iya, toh agama juga privasi masing-masing. Btw, di Malang udah ada Jatim Park 3 lohhh, tapi mahal sih haha
Delete