Friday, 3 August 2018

Sejenak


Kita dipertemukan oleh jejaring maya tanpa sengaja. Lewat jemari yang beradu, terciptalah cakap singkat antara kau dan aku. 

Masih teringat jelas malam itu. Di atas meja kedai kopi temanmu, pertama kali kita berdua bersua. Kali kedua kita bercanda ditemani jajanan angkringan yang kau suka. Hingga dingin subuh mulai terasa. 

Tak selang lama, lagi-lagi kita berjumpa. Kau seduhkan kopi untuk pertama kali. Bercakap ria hingga usiamu bertambah lagi. Tak sekali dua kali saat terlintas di pikiran, kau tiba-tiba menghubungi. 

Dari secangkir kopi hingga semangkuk bubur Kosambi. Tak mau banyak kata, hanya ingin menikmati. Secangkir kopi lagi dan segelas the melati, serta baju hangat yang pinjamkan mampu mengusir dingin subuh ini. Kaki pun tak lelah melangkah bersama di pagi hari menuju ujung jalan Soekarno Hatta. 

Baru kali ini aku tak ingin pulang berlama-lama. Seakan tak rela meninggalkan Malang bila ada kau didalamnya. Rindu aroma kopimu di kalan dingin Malang menyelimuti tubuh. Terlintas ingin pergi, curiga rasa ini hanya sejenak singgah. 

Melihat gerakmu yang berangsur berubah. Haruskah aku mengaku saja sebelum semua semakin biasa. Atau memang ini tipu daya dari hati yang baru saja terluka. 

Malam itu, kembali lagi hingga pukul empat pagi. Masih pula kau yang selalu peduli, mengantarku sampai di sini. Oh ya, terima kasih baju hangatmu sekali lagi. Baju hangat itu mengantarku sampai mimpi. Sungguh tak ingin kembali, biar saja menemaniku sampai nanti. 

Lalu kenapa mendadak kau begitu. Hanya sekata kau balas pesanku. Bosankah kau denganku. Tak mau tenggelam jauh aku pun mundur, kembali ke permukaan. Sampai akhirnya aku melihat di seberang sana, kau telah bersama sosok laki-laki.


- Ayu Tantri Cafe and Music, bersama Intan, Renata, Arsa, Daffa

Share:

0 comments:

Post a Comment