Aku akan menjadi pandai membaca maksudmu. Tak rumit. Hanya
perlu waktu menela’ah dirimu. Engkau berkata seakan mencintaiku dengan penuh. Tapi
nyatanya kau selalu memberi resah dalam tabu.
Aku ini seperti. Berduka disetiap
waktu. Apa yang telah tiada, macam terbunuh. Ucapmu seakan menghantui dalam
halu. Untaian yang membisu semakin kelu membiru. Seperti senja, menyambut
malam. Seperti kabut, menyambut pagi. Sifatmu sementara dan akan kelam. Saat
ini dan esok hanya aku sendiri.
Dalam sebuah aksara, aku bertaruh. Dalam sebuah prosa, aku menjamu. Aku tak
sekejam sejahat itu. Kuberi spasi seperti, inginmu. Tanpa koma atau tanda seru.
Meski mauku kau dan aku adalah titik temu.
0 comments:
Post a Comment