Saturday, 18 August 2018

Bertaruh Aksara


Aku akan menjadi pandai membaca maksudmu. Tak rumit. Hanya perlu waktu menela’ah dirimu. Engkau berkata seakan mencintaiku dengan penuh. Tapi nyatanya kau selalu memberi resah dalam tabu. 

Aku ini seperti. Berduka disetiap waktu. Apa yang telah tiada, macam terbunuh. Ucapmu seakan menghantui dalam halu. Untaian yang membisu semakin kelu membiru. Seperti senja, menyambut malam. Seperti kabut, menyambut pagi. Sifatmu sementara dan akan kelam. Saat ini dan esok hanya aku sendiri. 

Dalam sebuah aksara, aku bertaruh.  Dalam sebuah prosa, aku menjamu. Aku tak sekejam sejahat itu. Kuberi spasi seperti, inginmu. Tanpa koma atau tanda seru. Meski mauku kau dan aku adalah titik temu.

- Equal Cafe, Agustus 2018


Share:

0 comments:

Post a Comment