Wednesday, 30 November 2016

Remidial

Hasil tidak akan mengkhianati usaha, memang, dan ending dari ujian tanpa belajar adalah nilai yang jeblok. Semua nilai PAS yang udah keluar sekitar 7 mapel, dan saya semuanya remidi heuheu. Pelajaran yang paling difokuskan dijurusan saya, Kimia, Fisika dan Biologi saya malah remidi. 

Ya inilah akibat jika manusia hanya mengandalkan tawakkal tanpa pernah berikhtiar atau berikhtiar tapi tidak maksimal. Allah tidak akan menguji seseorang diluar batas kemampuannya, saya yakin saya mampu untuk belajar lebih baik, hanya saja rasa malas datang dan merasa nyaman dengan badan saya.

Malam-malam ujian hanya saya habiskan untuk bersenang-senang, tanpa mengkhawatirkan kalo besok ada ujian. Saya juga tidak terlalu mengandalkan contekan, hanya beberapa mapel saja yang saya rasa sangat sulit untuk dikerjakan.

Saya hanya berpikir untuk bisa menggunakan akal logika untuk mengerjakan soal tanpa mempelajari kisi-kisi dan materi. Dan endingnya, Bisa, tapi tidak maksimal. Ibrah yang dapat saya ambil adalah pelajaran yang kalian dapatkan di kelas tidak bisa terus-menerus ada di otak kalian.

Itu semua harus diasah dan dimurojaah agar tidak menghilang begitu saja, semakin banyak berlatih dan mengingat kembali akan memaksimalkan fungsi otak. Tapi tidak akan bisa semaksimal otak Lucy, salah satu tokoh dalam film tentang fungsi otak yang berjudul Lucy. Heuheu

Regards

Share:

Tuesday, 29 November 2016

Mindblow

Barakallah PAS telah usai, berakhir sudah malam-malam 'penuh belajar'. Yaya, belajar kan gak harus membaca buku, bisa lewat srawung, ngobrol, bermain musik, dan menonton film. Karena setiap tempat adalah sekolah dan setiap orang adalah guru.

Ibarat sungai yang kering menunggu hujan turun dari langit. Yups, jiwa ini sudah nggak tahan untuk liburan dirumah. Menikmati everyday is holiday. Tapi ya mau gimana lagi, ada agenda yang tidak bisa ditinggalkan, yaitu Semarak IPM Mu'allimin #22. Kebetulan saja saya yang jadi ketuanya. Heuheu


Awalnya saya menolak untuk menerima amanah ini, tapi  karena banyak orang yang meminta saya supaya memegang beban ini ya mau gimana lagi, udah dipercaya masak mau mengkhianati sih. Tak terima aja deh.

Ya semoga aja SIM #22 ini bisa berjalan sukses, lancar dan meriah tentunya, kalau bisa sampai mengalahkan SKM heuheu. Agar hari-hari yang spaneng ini bisa mendapatkan hasil yang nyenengke ati.

Regards



Share:

Sunday, 27 November 2016

Merokok Menghidupkanmu

Beberapa malam yang lalu, saya sempat mendengar paparan ustadz saya di asrama mengenai problematika rokok, beliau juga menyinggung mengenai rokok yang dianalogikan dengan nasi. Persis seperti tulisan saya yang berjudul Rokok ?. Yups, okelah beliau adalah ahli botani, eh biologi deng. Heuheu, udahlah, mendingan bahas masalah rokoknya saja.

Selama ini kita tahu, dan kita paham mengenai dampak negatif dari rokok, mulai dari menyebabkan kanker, baik paru-paru, tenggorokan hingga mulut, terus juga bisa menyebabkan gangguan ginjal, lambung, janin dan penyakit kronis lainnya. Bahkan sekarang di dalam bungkus rokok udah diperkritis lagi efek negatifnya, yakni merokok membunuhmu.

Masak sih ?

Sesungguhnya tidak ada satupun sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan dengan tujuan sia-sia, hal yang kita anggap buruk sekalipun, ternyata banyak memiliki manfaat dibaliknya, hanya saja kita yang belum mengetahuinya.

Berikut berbagai dampak positif dari merokok yang saya kutip dari berbagai sumber :

1. Menurut Woodrow Wyatt, peneliti dari Inggris dalam artikel yang di muat di The Times pada bulan Juli 1994, orang merokok di Glasgow tidak lebih banyak dari mereka yang ada di Bournemouth. Tapi ternyata angka penderita penyakit jantung di Glasgow lebih banyak dari pada di Bournemouth.

2Seorang ahli THT ternama di AS mengatakan, bahwa ia menyarankan pada mantan perokok yang terserang batuk, untuk menghisap dua batang rokok sehari, dan hal itu menyembuhkan mereka.

3. Dr. James Le Fanu di AS menulis “Perokok mempunyai resiko 50% lebih sedikit terkena penyakit alzheimer atau pikun, dan banyak perokok yang mempunyai perlindungan lebih banyak dari penyakit ini.The New England Journal of Medicine tahun 1985 menulis, para perokok yang terkena kanker endometrik kandungan, 50% lebih sedikit daripada non perokok.

4. Menurut artikel di Journal of The American Medical Association, penyakit kanker usus dan ulcerative, 30-50% lebih besar berpotensi menyerang nonperokok.

5. The American Government’s Health and Nutrition Examination Survey, menemukan kemungkinan osteoarthritis menyerang perokok berat 5 kali lebih kecil daripada nonperokok.

6. Menurut Prof. Petrus Budi Santoso, rokok bisa menolong manusia dari terkaman parkinson, yaitu sindrom yang membuat organ tubuh bergetar liar dan susah di kontrol. Sebab, dalam rokok terdapat nikotin yang dapat menghambat berkurangnya sel-sel di otak, yang mengakibatkan gangguan pada saraf. Ahli penyakit saraf di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga itu mengaku pernah meneliti dampak nikotin terhadap parkinson pada tahun 1987. Ia meneliti 100 pria perokok dan 100 pria tak merokok, yang semuanya penderita parkinson. Mereka rata-rata berusia di atas 50 tahun. “Ternyata mereka yang perokok tidak cepat parah penyakitnya,” katanya.

Nah, diatas itu adalah beberapa dampak positif dari merokok yang nggak banyak orang tahu, Barangkali temen-temen mencurigai bahwa riset-riset itu didanai oleh perusahaan rokok. Tapi riset-riset itu tidak pernah dipublikasikan secara meluas, ya kalau memang bertujuan mendukung promosi rokok seharusnya kan dipublikasikan, tapi realitanya ? 

Nggak kan, heuheu. 

Sedangkan informasi ilmiah mengenai bahaya merokok dan efek negatifnya sangat dominan. Sebetulnya propaganda anti-rokok inilah yang perlu dicurigai sebagai upaya mendongkrak penjualan obat-obatan dari perusahaan farmasi. Bukan bermaksud memfitnah, hanya mencurigai saja.

Apa jangan-jangan ustadz saya juga antek perusahaan farmasi ? Walla'hualam heuheu

Regards




Share:

Saturday, 26 November 2016

Timnas Singapura

Ada hal unik yang saya perhatikan ketika melihat pertandingan Indonesia versus Singapura. Yups, para punggawa timnas Singapura.

Mereka adalah orang-orang dengan wajah yang beraneka ragam, berbeda ras lebih tepatnya. Ya walaupun timnas Indonesia juga begitu tapi coba ditelisik lebih dalam timnas Singapura.

Hasil gambar untuk timnas singapura 2016

Kalo dilihat dari jarak jauh, kita sudah bisa mengetahui mana orang Indonesia yang asli, dengan wajah melayunya dan kulit sawo matangnya. Ya hampir mirip dengan orang Malaysia lah.

Tapi bagaimana dengan orang Singapura ?

Apa ada yang tahu bagaimana wajah asli pribumi Singapura ?

Nah sampai sekarang saya belum mengetahuinya, tapi yang saya lihat di timnasnya, ada orang-orang berwajah Melayu, India, China dan Eropa.

Heuheu.

Serasa melihat timnas berbeda negara yang bergabung menjadi satu tim, tim all stars lah bahasanya.

Dasar negara kaya ya, bikin timnas sepakbola aja sampai impor heuheu.

Regards


Share:

Friday, 25 November 2016

Nasionalisme Sepak Bola



Malam tadi, timnas sepakbola Indonesia bertanding melawan timnas Singapura, ini merupakan pertandingan terakhir di fase penyisihan grup AFF.

Jika Indonesia seri, maka tidak akan lolos ke babak semifinal, apalagi kalo kalah. Dan kalaupun menang, Indonesia bisa lolos dengan jaminan Thailand menang melawan Filiphina.

Dan untungnya Allah memberkati Indonesia.

Indonesia menang melawan Singapura dengan skor 2-1. Heuheu

Thailand menang melawan Filiphina dengan skor 4-2. Heuheu

Merupakan suatu kebanggaan bagi saya mendengar berita baik tersebut. Dan saya menonton langsung di TV bersama teman-teman di aula asrama. Dengan kondisi besok masih ujian heuheu.

Tapi nggak papalah, ini juga yang dinamakan bela negara, bagian dari materi yang diujikan besok, kan mapelnya PKN heuheu. Entah mengapa hati saya sangat tertarik melihat permainan timnas, seakan-akan ada panggilan jiwa untuk menontonnya.

Mata super fokus ketika menyerang, memborbardir pertahanan lawan

Terasa tegang ketika kandang diserang

Bersorak senang ketika memasukkan gol

Dan menatap pilu ketika kemasukan gol

Semua euforia itu diluar kendali saya, dan mungkin juga teman-teman. Atau mungkin sudah menjadi tabiat menjadi warga NKRI ketika tim kebanggaan berlaga seolah-olah kita sedang berada di dalam stadion, menatapnya dengan mata telanjang.

Ah sudahlah, jangan dipikirkan, yang jelas Indonesia menang dan lolos menuju babak semifinal.

Terima kasih timnas, sudah membuat saya bersemangat belajar malam ini

Regards

Share:

Thursday, 24 November 2016

Masih Yakin Mau Kaya ?



“Tapi kan banyak orang kaya yang pelit, korupsi, bejat, tidak punya kepedulian sosial, kejam, bla… bla…”

Memang, ada sebagian orang kaya yang seperti itu. Tapi itu bukan berarti kekayaan merupakan sesuatu yang buruk, bukan?
Kekayaan itu sama seperti pisau. Baik buruknya tergantung dari siapa yang pegang, digunakan untuk apa, dan didapatkan dengan cara seperti apa.

Kalau harga dipegang oleh orang yang beriman, insya Allah akan mampu menegakkan nilai-nilai Islam di muka bumi ini.
Apa yang dilakukan oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Rasyid Nikaz merupakan contoh nyata. Bagi yang belum tahu kisahnya, bias dibaca di tulisan Ayo Menjadi Kaya.  Dengan hartanya, mereka bisa membantu orang lain menjalankan syariat Islam dengan benar.
Coba bayangkan jika ada ribuan bahkan jutaan orang seperti Rasyid Nikaz di muka bumi ini. Maka yang namanya khilafah akan dengan sangat mudah tegak.
Mengapa saat ini Yahudi menguasai peradaban dunia ? Salah satu faktor utamanya: Karena mereka kaya dan menguasai perekonomian dunia.

Jadi kalau umat Islam ingin kembali menguasai dunia, maka kita harus berusaha menjadi orang kaya dan menguasai perekonomian dunia.
Regards from Jonru

Share:

Ayo Menjadi Kaya

Kalau bicara soal kekayaan, harta, cara menjadi kaya, entah kenapa banyak sekali orang yang berkomentar negatif.

“Buat apa kaya kalau tidak berkah?”
“Buat apa kaya kalau dari hasil korupsi?”
“Buat apa kaya kalau tidak menjamin masuk surga?”
“Lebih baik miskin tapi beriman daripada kaya tapi bejat.”
Baiklah. Kali ini saya tidak berminat untuk membantah ucapan-ucapan seperti itu. Saya akan mulai dari sebuah kisah menarik, Kisah nyata yang satu ini terjadi di Perancis, sebuah negara yang memiliki prinsip bahwa agama adalah urusan pribadi setiap orang. Karenanya, pemerintah tidak memperbolehkan warga negaranya tampil di depan umum dengan menggunakan simbol-simbol agama. Salah satu contoh penerapannya: Perempuan yang ketahuan pakai cadar di depan umum, akan kena denda.
Aturan ini tentu saja membuat banyak muslimah yang terhambat dalam menjalankan ibadah sesuai keyakinannya.
Lantas, hadirlah seorang pengusaha kaya bernama Rasyid Nikaz. Dengan kekayaannya, dia membebaskan para perempuan bercadar dari kewajiban membayar denda.

 Berikut saya copas cerita singkatnya :

Namanya Rasyid Nikaz, seorang pengusaha perancis (keturunan AlJazair) yang dengan ringannya membayar denda bagi muslimah yang becadar di Perancis dan Belgia. Sebagaimana kita tahu perancis menerapkan larangan mengenakan cadar di tempat umum sebagai reaksi pemerintah Perancis atas berduyun-duyunnya kaum wanita Perancis mengenakan cadar, dan bagi muslimah yang tertangkap petugas memakainya maka akan dikenakan denda.
Maka sejak Perancis memberlakukan undang-undang tersebut, Rasyid Nikaz menyediakan dana 1 juta Euro dikhususkan untuk membayar denda bagi muslimah bercadar. Seolah dengan tindakannya itu dia mengatakan kepada wanita muslimah Perancis yang hendak bercadar: Pakai cadarlah sesuka kalian, jika terkena denda sayalah yang akan membayarnya.
Beberapa media melansir foto milyarder yang istrinya juga mengenakan cadar ini keluar dari kantor polisi dengan menegakkan kepala ( jauh dari kerendahan ) seusai membayarkan denda bagi 2 muslimah yang terkena denda. Atas perannya ini, Syekh Al-Khuwainy mengibaratkannya sebagai satu orang yang mengalahkan satu Negara. Semoga Allah Taala merahmati Rasyid Nikaz dan hartanya di dunia-akherat.
Kisah Rasyid Nikaz ini mengingatkan saya pada  Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq. Bukan bermaksud membandingkan mereka. Tapi yang mereka lakukan lebih kurang sama:
Abu Bakar Ash-Shiddiq membebaskan budak dengan hartanya.
Rasyid Nikaz membebaskan perempuan bercadar dengan hartanya.
Seandainya mereka berdua hidup miskin, bisakah mereka membebaskan orang lain seperti itu? Tentu tak bisa
Sudah jadi hukum alam bahwa harta adalah kekuasaan. Barang siapa memiliki harta yang banyak, maka dia bisa menguasai dunia.
Regards from Jonru




Share:

Islam Merangkul Kedamaian

Secara pribadi , saya sangat menganggumi seorang Gus Dur dan saya yakin bahwa Islam adalah agama pembawa kedamaian. Namun, sayang sekali akhir-akhir ini label tersebut justru dirusak oleh oknum-oknum yang menganut fanatisme sempit dalam memaknai agamanya.

Kerap kali saya menemukan serangan psikologis dari agama terjadi lewat agitasi propaganda dengan memberikan stigma sesat. Hal itu akhirnya menjadi pembenaran dalam melakukan penyerangan, kekerasan, atau bahkan pembunuhan atas nama agama, khususnya di Indonesia.

“Wah, kelompok ini sesat! Mari kita haramkan!”

Secara tidak sengaja, hal itulah yang mereduksi titel agama kita, mendegradasi makna Tuhan kita. Terlihat jelas bahwa pandangan orang lain terhadap label tersebut adalah:

“Wah, tukang ribut! Sukanya cari masalah. Kenapa ga mau hidup berdampingan walau berbeda keyakinan? Kok egonya tinggi sekali?”

Suatu hari saya pernah bermimpi. Pada hari yang cerah itu, seorang anggota HTI merangkul anak-anak JIL, organisasi Gafatar, ataupun Ahmadiyah. MUI sibuk dengan rencana-rencana perdamaian antar umat beragama dan menghentikan semua stigma negatif yang diberikan terhadap umat minoritas sehingga tidak ada lagi konflik lagi atas nama agama.

Pada saat yang sama, semua orang berpikir bahwa ketika kita menyesatkan orang lain, orang itu adalah sama derajatnya dengan kita. Ya, mereka yang kalian yakini sebagai ciptaan Tuhan sesungguhnya memiliki keluarga dan mengharapkan hidup bahagia dengan kepercayaan mereka. Mereka memiliki kehidupan sendiri. Mereka semua saudara kita.

Terkadang dunia ini tidak hanya hitam dan putih. Membawa standar absolut kita terhadap orang lain dan ditambah unsur pemaksaan justru mereduksi agama kita sendiri.

Suatu hal yang kita miliki dicap buruk bukan karena orang lain, tetapi karena perlakuan kita sendiri. Jadi, marilah refleksikan artikel di atas. Saya yakin bila Tuhan sempat melihat umatnya di Bumi, Tuhan akan sangat bangga melihat kalian hidup tanpa mengkafir-kafirkan kepercayaan orang lain dan menoleransi keberagaman.

Regards from Jonru


Share:

Wednesday, 23 November 2016

Bad Day

Hari ini, hari kelima PAS, adalah hari paling ambyar selama PAS kali ini. Padahal pelajarannya sebenarnya tidak terlalu susah, cuman sejarah dan fiqih. Tapi ya ntah mengapa saya merasa sulit sekali untuk mengerjakannya.

Selama PAS berjalan ini, saya jarang sekali belajar malam, saya hanya membaca buku politik, mendengarkan musik, merokok dan bersenda gurau semalaman. Baru ketika 1 jam sebelum ujian saya belajar. Heuheu

Dan sialnya lagi, kabarnya pelajaran fiqih tidak ada remidi, oh shit, padahal pas lembar jawaban saya kumpulin, sempet saya cocokin jawaban saya dengan jawabannya Alif, orang paling pintar sekelas.

Dan hasllnya.

Berbeda jauh sekali jawabannya. Heuheu

Semoga nilai berpihak kepada saya, Amin


Regards
Share:

Friday, 18 November 2016

Menyundul Indonesia

Melanjutkan dari tulisan saya tentang Dutch Disease, jadi, Indonesia memang belum sepenuhnya terjangkit penyakit ini, tapi kita sedang berada di dalam prosesnya.
Di Indonesia sendiri Syndrom “penyakit Belanda” banyak ditemukan dalam kasus eksplotasi SDA di luar Jawa, mulai dari Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Daerah yang mengalami eksploitasi tambang paling parah adalah Kalsel dengan batu bara-nya, Kaltim dengan gas dan batu bara, Papua dengan tambang tembaganya, dan Sulsel dengan nikel-nya. 
Tidak bisa dipungkiri, sekitar 70 persen output perekonomian Papua disumbangkan hanya oleh satu perusahaan pertambangan, yaitu PT Freeport. Sementara kontribusi industri pengolahan masih relatif kecil atau bahkan mengalami deteorisasi. Pertumbuhan sektor pertambangan jauh lebih besar dibandingkan sektor industri pengolahan berbasis pertanian 
Demikian juga dengan Sulawesi, khususnya Sulsel dan Sultra yang mengandalkan komoditas pertambangan nikel. Perusahaan nikel terbesar di Sulsel adalah PT Inco dengan konsesi lahan yang sangat luas dan berjangka panjang. Ekspor utama Sulsel ke sejumlah negara dalam beberapa tahun terakhir sangat bergantung pada satu komoditas saja, yaitu nikel. 

Perekonomian Sulsel belum juga bergerak ke industri berbasis SDA. Secara sektoral perekonomian Sulsel masih sangat didominasi oleh sektor perdagangan dan pertanian. Sektor industri pengolahan masih tercecer di belakang dan bahkan mengalami proses pelambatan dengan pertumbuhan yang lebih kecil dibanding sektor lainnya.
Kecenderungan yang lebih parah lagi terjadi di Kaltim, yaitu eksploitasi tambang besar-besaran hanya menyisakan problem lingkungan yang serius. Banyak yang memprediksi bahwa suatu saat Kaltim akan menjadi daerah miskin ketika rezeki migas sudah mulai menipis. Pemerintah lalai atau alpa dalam menggerakkan sektor industri manufakturnya.
Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan pembenahan sistem pemerintahan, pengalihan investasi, dan penyokongan ekonomi ke bidang industri lain, serta peningkatan transparansi dan akuntabilitas dalam pemberdayaan sumber daya alam. Contoh negara yang telah berhasil mengatasi hal tersebut dan menjadikan kekayaan alam sebagai pemicu pertumbuhan negara adalah Norwegia.




Yaya, mari kita mengkoreksi diri kita.
Yang jelas, sumber daya manusia itu lebih penting dari sumber daya alam, lihat Singapura yang tidak punya apa-apa tapi kaya raya.

Dan label “negara kita sebenarnya kaya” itu hanya membuat kita “manja”, karena anggapan seperti itu hanya menghasilkan pola imajinatif yang bikin kita terpaku pada nostalgia 
Nostalgia itu untuk orang tua, generasi muda mari buat sejarah baru untuk Indonesia!

Regards from perspekter
Share:

Dutch Disease

Hmm, disini saya bakalan kasih tau temen-temen mengenai salah satu penyakit yang luar biasa hebatnya, saya tau penyakit ini dari salah satu artikel yang saya baca di internet, namanya adalah Dutch Disease. 

Secara umum, terdapat beberapa terminologi yang menunjukkan natural resource curse atau kutukan sumber daya alam. Salah satunya adalah Dutch Disease atau yang sering disebut sebagai “penyakit Belanda” yang pernah dialami oleh Belanda. Terminologi ini pertama kali diperkenalkan oleh The Economist pada tahun 1997 untuk menjelaskan penurunan di sektor industri manufaktur di Belanda setelah penemuan sumber gas alam besar di tahun 1959.

Dutch disease
 merupakan suatu konsep yang menunjukkan hubungan antara peningkatan eksploitasi sumber daya alam dengan penurunan kompetitivitas sektor industri. Kegiatan eksploitasi dan ekspor sumber daya alam besar-besaran di suatu negara akan mendorong apresiasi nilai tukar mata uang negara tersebut. 

Apresiasi nilai tukar tersebut akan berdampak pada menurunnya daya saing ekspor barang yang dihasilkan sektor produksi lain, selain sektor ekstraktif sumber daya alam, dalam hal ini sektor industri atau manufaktur negara tersebut. Dengan kata lain, secara tidak langsung fenomena natural resource curse dan Dutch disease telah menjadi salah satu penyebab terjadinya deindustrialisasi di negara yang memiliki sumber daya alam melimpah.
Kalau berbicara sumber daya alam dan tingkat perekonomian suatu negara, pasti memiliki kaitan yang erat, dimana kekayaan sumber daya alam secara teori akan menunjang pertumbuhan ekonomi yang pesat. Akan tetapi, pada kenyataannya hal tersebut justru sangat bertentangan karena negara-negara di dunia yang kaya akan sumber daya alamnya seringkali merupakan negara dengan tingkat ekonomi yang rendah dan bahkan miskin.
Hal ini disebabkan negara yang cenderung memiliki sumber pendapatan besar dari hasil alam memiliki kestabilan ekonomi dan sosial yang lebih rendah daripada negara-negara yang bergerak di sektor industri dan jasa. 

Di samping itu, negara yang kaya akan sumber daya alam juga cenderung tidak memiliki teknologi yang memadai dalam mengolahnya. Korupsi, perang saudara, lemahnya pemerintahan dan demokrasi juga menjadi faktor penghambat dari perkembangan perekonomian negara-negara tersebut.
Namun, dari segi tingkat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi negara tersebut cenderung lebih rendah, jika dibandingkan dengan negara lain yang justru tidak memiliki sumber daya alam. Hal ini umumnya terjadi di negara-negara berkembang, seperti di negara-negara miskin di benua Afrika, Asia ataupun Amerika Latin. 

Misalnya, kasus yang dialami Nigeria yang memiliki kekayaan sumber daya alam berupa minyak bumi, Republik Kongo yang memiliki sumber daya alam berupa intan, dan Pantai Gading yang memiliki sumber daya alam berupa coklat.



Umumnya, negara-negara berkembang tersebut mengeksploitasi sumber daya alamnya secara intensif dan menggantungkan sumber pendapatan per kapitanya dari ekstraksi sumber daya alam tersebut. Kegiatan ekstraktif tersebut biasanya tidak melibatkan penciptaan nilai tambah yang besar karena hanya dilakukan sebatas mengekspor sumber daya alam sebagai bahan baku. Selain itu, kegiatan ekstraktif dan eksploitasi secara berlebihan akan mengancam keberlanjutan dari pembangunan ekonomi karena cepat atau lambat sumber daya alam itu bisa habis sama sekali.

Lalu, apakah Dutch Disease juga melanda Indonesia ? yups, bisa dilanjutkan di tulisan saya Menyundul Indonesia

Regards from perspekter

Share:

Sedulur Time

Alhamdulillah saya ketemu hari Jum'at lagi, Jum'at barokah heuheu. Dan agenda hari ini adalah jalan-jalan bareng sedulur saya, Rambu dan Bazi, awalnya sih ngejak Azra sama Rafi, tapi mereka sedang berhalangan. Yaudah cus bertiga deh.

Mumpung matahati belum diatas kepala dan perut masih keroncong, kita nyempatin waktu buat makan di Popeye Bantul. Dengan memesan menu andalan, yups, Paket A, yang paling murah soalnya heuheu.

Setelah perut kembali bersahabat, kita langsung cus menuju pantai Goa Cemara, pantai yang baru pertama kali saya kesana, dan, tidak terlalu buruklah pantainya, cuman pasir pantainya aja yang kurang eksotis.

Disana kita memenuhi memoru kamera dengan foto-foto ala selebgram heueu, dan sialnya abis itu hujan. Untung hujannya nggak lama, berkat Jum'at Barokah heueu. 

Tak lama disana, kita langsung cus lagi ke Hutan Pinus Mangunan, dan kita kembali menjebol memory kamera yang saya pinjam. Dan super sialnya, hujan deras tiba-tiba datang, sekitar 30 menit kita terjebak hujan dipinggir jalan saat perjalanan pulang.

Akhir kata pun saya pulang dengan basah kuyup, namun dengan kenangan yang tak pernah redup.

Regards



Share:

Thursday, 17 November 2016

Jujur = Ajor

Entah mengapa, setiap saat, ketika ujian akan berlangsung. Selalu muncul slogan kejujuran itu mulia, kejujuran itu blablabla. Ya emang sih, jujur itu baik, tapi kalo pas ujian, menurut saya kejujuran itu tidak terlalu diutamakan. Ada juga sih yang bilang, nilai itu penting, tapi jujur itu lebih mulia.

Lah kalo udah jujur tapi kalo hasilnya jelek gimana ?, kan ya eman-eman toh. Mungkin juga ada guru yang bilang, gak papa nilai jelek asal jujur, tapi ending-ending nya juga dimarahin kalo nilainya jelek.

Yang katanya gak belajar.
Gak pernah nyatet.
Dan sebagainya.

Padahal udah jujur lohh, heuheu. 

Jadi solusinya adalah, menyontek. :D 

Yups, menyontek adalah salah satu solusi, tapi solusi paling berakhir. Yang pertama adalah belajar, berusaha, berjuang, jika masih belum puas, menconteklah agar nilaimu selamat. Heuheu.

Regards dan selama PAS


Share:

Vakum Seminggu

Huh huh, maafkeun blog ini nggak diupdate hampir seminggu, mohon dimaklumi, udah deket PAS, harus sering-sering nambal nilai yang bolong heuheu, laptop saya juga lagi sering selingkuh, sering berpindah tangan, ada yang buat tugas TIK, ngedit video, nonton film dan bikin makalah. hmm.

Dan faknya, laptopku jadi ngeleg sekarang, yaya, gara-gara ada aplikasi edit video, nyebelin juga sih, tiba-tiba install di laptopku. Lah wong aku gak ada pasion di editing video, tau-tau nginstall di laptopku, padahal yang punya laptop juga siapa. 

Ash, bodo amat lah.

Yang penting habis ini ujian dan liburan yuhuyyy.

Regards



Share:

Wednesday, 16 November 2016

Progammer Cuy

Bentar lagi udah PAS atau Penilaian Akhir Semester. Nggak kerasa udah satu semester di kelas 5 ini. Padahal terasa baru kemarin pake celana abu-abu. Heuheu

Dan salah satu mapel kesukaan di Muallimin, yups, TIK. Ya suka sih suka, karena kalo lagi mapel di lab dan bisa internetan. Asyek.

Untuk PAS kali ini, Mas Aldy, guru TIK ku, suruh bikin program dari coding phyton, yang selama ini diajarkan.

Nggak rumit sih, tapi nggak easy juga, ya standart lah ya, kalo rajin masuk tapi. Untungnya saya sedikit paham.

Saya sekelompok sama Bocil dan Pampam. Dan inilah program hasil coding phyton kita : https://www.repl.it/EXEe/24


Share:

Friday, 11 November 2016

Jalur Birokrasi

Akhirnya, setelah harapan untuk menjadi sekum pupus, sekarang malah jadi ketum IPM Mu'allimin, heuheu. Yaya, semua berawal dari kepergian Wafiq yang mewakili delegasi IPM Mu'allimin di Muktamar IPM di Samarinda.

Dan seharusnya, sesuai dengan protokol pelaksana tugas ketua, yang menggantikannya adalah kabid Perkaderan, lalu kabid KDI dan seterusnya. And then yesterday, pas pembukaan Jejak Kader #2, Raju nggak bisa dateng, dan Aam sedang sakit. Otomatis yang menggantikannya adalah kabid PIP, yups, Ahmad Ashim Muttaqin.

Sore itu, saya jadi ketua umum IPM loh, heuheu. Disana saya memberikan sambutan layaknya tamu undangan, sekaligus membuka kegiatan Jekad. Memang sih tidak banyak yang saya sampaikan pas sambutan, tapi setidaknya, pernah merasakan euforia jadi ketua umum heuheu.

Regards



Share:

Wednesday, 9 November 2016

Sisi Pinggir Indonesia

Sebuah kesempatan langka bisa berkunjung ke Kulonprogo secara gratis, kala itu saya datang dalam rangka Bakti Sosial disana. Sesuatu yang sangat dibutuhkan banyak masyarakat. Kulonprogo adalah kabupaten dengan tingkat kemiskinan tertinggi kedua di Yogyakarta. Sampai hari ini pengalaman berharga itu masih membekas di benak saya.

Berangkat menaiki truk dengan melewati jalan raya yang menghubungkan antara Kota Jogja dengan Kulonprogo. Awalnya sih perjalanan terasa sangat nyaman dan rileks walaupun dibawah terik panas matahari. Namun seketika jalan berubah menjadi tak bersahabat, yang awalnya beraspal mulus berevolusi menjadi bergelombang dan rusak, terasa seperti mengendarai rover di permukaan bulan.

Sekitar 30 menit saya ‘terpaksa’ menikmati jalanan tersebut selama menuju lokasi Bakti Sosial yang terpencil, dengan pemandangan jurang ditepi kanan dan tebing yang dikeruk disisi kiri. Terlihat juga pos-pos para pekerja pasir beserta alat-alat berat yang mangkal ditepi jalan, membuat jalan yang sebenarnya udah sempit menjadi sangat sempit lagi.

Itu baru masalah jalan, belum masalah listrik dan sebagainya. Jarak rumah antar warga pun sangat jauh, pertama kali saya kesana, saya merasa tersesat di hutan, karena tidak ada pertanda perkampungan disana. Yang ada hanya hutan, tebing yang dikeruk, jurang curam, tambang dan bekas longsor.

Sesampainya saya disana saya baru teringat mengapa harus membawa senter, ternyata, ketika malam, suasana disana berbeda 180' dengan suasana gemerlap kota. Disana gelap sekali, udah jarak antar rumah jauh banget. Kalau jalan-jalan malem gak bawa senter pasti akan tersesat, yakin.


Dok. Pribadi

Dok. Pribadi

Dok. Pribadi


Seperti itulah potret sebagian daerah Kulonprogo yang saya rasakan. Dimana infrastuktur yang semestinya membantu mobilitas masyarakat disana belum tersentuh sepenuhnya, sehingga berdampak buruk terhadap ekonomi masyarakat disana.

Padahal pada dasarnya gambaran umum mengenai pentingnya pembangunan dan perbaikan infrastuktur di Indonesia untuk menstimulasi kesejahteraan masyarakat. Sehingga ketika masyarakat tahu bahwa alokasi dana untuk pembangunan infrastuktur kecil, masyarakat akan kaget dan mempertanyakan dimana keseriusan pemerintah.

Mungkin akan ada yang bertanya ‘kalau misalnya dana yang dialihkan ke sektor infrastuktur lalu apa jaminannya benar-benar akan dibangun infrastuktur terebut?’. Pertanyaan itu sama naifnya dengan ‘kalau BBM tidak dinaikkan, apa jaminannnya rakyat tidak akan tercekik hidupnya?’

Dengan tidak adanya listrik di daerah-daerah pelosok Indonesia, air bersih tidak ada, sarana komunikasi yang terbelakang dan keadaan transportasi yang busuk. Yang saya maksud transportasi disini bukan hanya berbicara tentang kendaraan umum, tapi terlebih lagi, ketersediaan jalan raya yang bisa memperbaiki masalah jarak dan medan di daerah terpencil di Indonesia.

Masalah Indonesia adalah negara yang luar biasa besar. Secara medan, Indonesia itu luar biasa menantang. Kalau bukan infrastuktur, lalu bagaiamana lagi kita bisa membantu saudara-saudara kita yang berada di daerah terpencil dan pelosok. Karena dengan tersedianya infrasktuktur yang memadai akan mampu menopang kehidupan masyarakat yang memanfaatkannya, ekonomi membaik, mobilitas terjaga, pendidikan terjangkau, rakyat menjadi lebih makmur dan Indonesia semakin bersinar, tidak hanya di bagian tengahnya saja, namun juga disisi pinggirnya . Sekian





Share:

Monday, 7 November 2016

Lost Control

Hidup ini, memang tidak selamanya seusai dengan yang kita inginkan. Kadang kala hidup berputar 180' dengan apa yang kita harapkan. Bukannya saya mengeluh tentang kehidupan ini, tapi saya hanya ingin berbagi kisah, supaya berhati-hati dalam memilih partner kerja, agar hidupmu tidak berantakan kedepannya.

Sebut saja inisialnya M, dia adalah rekan kerja saya dalam berorganisasi. Jujur saja, dia bukanlah orang yang saya harapkan untuk bergabung dalam bidang saya, masuk organisasi sih nggak masalah, tapi kalo sebidang dengan saya, nah itu baru masalah.

Tapi nampaknya takdir tidak memihak kepada saya, ya akhirnya dengan keterpaksaan dia diterima di bidang saya. 

Hari mulai beranjak

Minggu mulai melangkah

Bulan mulai terlewat

Semua rekam kerja partner-partner saya sebidang sudah mulai terlihat, maklum, saya adalah kepala bidang, ya bertanggung jawablah atas bawahannya heuheuheu. Dan satu orang yang menjadi perhatian serius kali ini, dia adalah.

Yang berinisial M.

Ya, dia itu.

Dari sekitar 4 bulan roda organisasi saya bergerak, M tidak melakukan suatu kerjaan yang pasti. Sudah 5 edisi mading IPM berganti, M tidak pernah satupun ikut dalam proses pergantian tersebut, berkali-kali rapat, tidak sampai 4 kali dia ikut. Tidak hanya dalam program sebidang, tapi program umum IPM, M juga jarang terlihat. Bahkan tidak tahu prokernya apa aja. Eeq kan

Kemanakah M selama ini ?

Apakah dia sudah lupa bahwasanya dia adalah penggerak organisasi ?

Wallahua'lam bis shawwab.

Semoga Allah menyadarkannya dan memberikan dia kekuatan untuk bisa membedakan, mana yang utama, mana yang sampingan, mana yang prioritas, mana yang fleksibelitas, mana yang primer, mana yang sekunder. Amin

Regards from Masjid Jami'

Share: