Secara
pribadi , saya sangat menganggumi seorang Gus Dur dan saya yakin bahwa Islam
adalah agama pembawa kedamaian. Namun, sayang sekali akhir-akhir ini label
tersebut justru dirusak oleh oknum-oknum yang menganut fanatisme
sempit dalam memaknai agamanya.
Kerap
kali saya menemukan serangan psikologis dari agama terjadi lewat agitasi
propaganda dengan memberikan stigma sesat. Hal itu akhirnya menjadi
pembenaran dalam melakukan penyerangan, kekerasan, atau bahkan pembunuhan atas
nama agama, khususnya di Indonesia.
“Wah,
kelompok ini sesat! Mari kita haramkan!”
Secara
tidak sengaja, hal itulah yang mereduksi titel agama kita, mendegradasi makna
Tuhan kita. Terlihat jelas bahwa pandangan orang lain terhadap label
tersebut adalah:
“Wah,
tukang ribut! Sukanya cari masalah. Kenapa ga mau hidup berdampingan walau
berbeda keyakinan? Kok egonya tinggi sekali?”
Suatu
hari saya pernah bermimpi. Pada hari yang cerah itu, seorang anggota HTI
merangkul anak-anak JIL, organisasi Gafatar, ataupun Ahmadiyah. MUI sibuk
dengan rencana-rencana perdamaian antar umat beragama dan menghentikan semua
stigma negatif yang diberikan terhadap umat minoritas sehingga tidak ada lagi
konflik lagi atas nama agama.
Pada
saat yang sama, semua orang berpikir bahwa ketika kita menyesatkan orang lain,
orang itu adalah sama derajatnya dengan kita. Ya, mereka yang kalian yakini
sebagai ciptaan Tuhan sesungguhnya memiliki keluarga dan mengharapkan hidup
bahagia dengan kepercayaan mereka. Mereka memiliki kehidupan sendiri. Mereka
semua saudara kita.
Terkadang
dunia ini tidak hanya hitam dan putih. Membawa standar absolut kita
terhadap orang lain dan ditambah unsur pemaksaan justru mereduksi agama kita
sendiri.
Suatu
hal yang kita miliki dicap buruk bukan karena orang lain, tetapi karena
perlakuan kita sendiri. Jadi, marilah refleksikan artikel di
atas. Saya yakin bila Tuhan sempat melihat umatnya di
Bumi, Tuhan akan sangat bangga melihat kalian hidup tanpa
mengkafir-kafirkan kepercayaan orang lain dan menoleransi keberagaman.
Regards from Jonru
Regards from Jonru
0 comments:
Post a Comment