Thursday 3 November 2016

Kabar Ahok

Dari segi logika manusia, rasanya tidak mungkin pasangan Anies-Sandi atau Agus-Silviana bisa mengalahkan Ahok-Djarot. Memang sih, elektabilitas si petahana ini makin melorot. Mayoritas rakyat Jakarta tidak menghendaki mereka. Namun kuatnya beking dari para investor mengakibatkan mereka terlihat sangat kuat dan tak terkalahkan.
Bahkan ketika Ahok dan Djarot ditolak di mana-mana, kehadiran mereka sangat dikawal dengan sangat ketat, karena takut diserbu massa, namun mereka tetap saja mencalonkan diri. Padahal dengan situasi seperti itu, rasanya tidak mungkin jika mereka menang. Tapi kenapa mereka tetap nekat mencalonkan diri? Ya tentu saja karena adanya beking yang sangat kuat dari para investor tersebut.
Maka, rakyat pun makin pesimis. Jokowi dan Ahok sangat kuat. Secara logika manusia, rasanya tidak mungkin mengalahkan mereka.
Namun alhamdulillah, ternyata sekuat-kuatnya manusia, Allah Maha Kuat. Manusia bisa membuat tipu daya, namun Allah adalah sebaik-baik pembalas tipu daya. 
Kekuatan mereka yang sangat besar tersebut, akhirnya berhasil diruntuhkan dengan sangat mudah, hanya melalui sebuah insiden “keceplosan ngomong” di Kepulauan Seribu, bulan September 2016 lalu.
Kita semua pasti paham, bahwa ucapan yang keluar dari sebuah insiden keceplosan sebenarnya adalah isi hati dan isi pikiran yang sudah lama terpendam, namun selama ini tidak berani diucapkan karena berbagai macam pertimbangan.

Jadi intinya: Keceplosan Ahok tersebut sebenarnya dengan sangat jelas menggambarkan rasa bencinya terhadap Islam, yang selama ini berusaha ia tutup-tutupi.
Dan ternyata, seperti itulah cara Allah membalas tipu daya mereka:
Setelah muncul kasus Al Maidah 51, maka umat Islam pun bersatu dan bergerak melawan Ahok. Rasanya gerakan massal umat Islam ini benar-benar tak terbendung.
Dan di sinilah awal dari hancurkan kekuatan yang sangat besar tersebut. Sebab Jokowi dan Ahok berada pada situasi yang sangat dilematis.
Demi kepatuhan pada hukum, sebenarnya Jokowi bisa saja membiarkan Ahok diproses secara hukum, lalu dibiarkan masuk penjara. Namun jika ini terjadi, maka Ahok akan buka mulut mengenai Kartu AS Jokowi. Jika Kartu AS Jokowi terbongkar, maka dalam waktu singkat Jokowi akan lengser.
Jika Jokowi melindungi Ahok, alias Ahok tidak diadili juga secara hukum, maka itu pun tetap berbahaya. Sebab umat Islam yang awalnya hanya marah pada Ahok, kini akan marah pada Jokowi juga. Dan peristiwa 1998 bisa terulang lagi. Dengan kata lain, Jokowi tetap akan lengser.
Sampai di sini, kita semua sudah bisa melihat dengan jelas, betapa dilematisnya posisi Jokowi dan Ahok saat ini. Seperti makan buah simalakama:
Jika Ahok diadili, maka Jokowi akan lengser. Jika Ahok tidak diadili, maka Jokowi tetap akan lengser.
Dan jika Jokowi lengser, maka giliran dia pula yang akan membeberkan Kartu AS Ahok. Maka, perang antar mereka pun tak terhindarkan. Para investor pun kecewa, karena modal yang telah mereka tanamkan pun terbuang sia-sia. Rencana mereka untuk menjadikan Ahok sebagai Presiden RI 2019 pun gagal dengan segagal-gagalnya.
Nah, bagaimana kelanjutan nasib mereka setelah ini?
Mari kita tunggu saja kelanjutan ceritanya. Yang jelas, saat ini Jokowi dan Ahok sedang gelisah tak karuan, mengalami ketakutan yang luar biasa. Dan ini semua akibat ulah mereka sendiri.
Maka, seperti inilah cara Allah membalas tipu daya mereka. Allah Maha Kuat, Maha Kuasa, Maha Pembalas Tipu Daya.
Barang siapa menghina Al Quran, maka Allah pun akan menghinakannya.
Dari segi logika manusia, mereka tak mungkin terkalahkan, karena yang membeking mereka sangat kuat.
Namun Allah Maha Kuat, Tak Ada yang Tak Mungkin BagiNYA. Allah Adalah  Sebaik-baik Pembalas Tipu Daya.
Kita para rakyat tak perlu repot-repot menumbangkan atau mengkudeta mereka. Nanti Insya Allah mereka sendiri yang akan melengserkan  diri sendiri, gara-gara ulah sendiri.
Dan semuanya ini berawal dari peristiwa di Kepulauan Seribu. Allah memang sudah merekayasa agar Ahok khilaf bicara, karena itulah wasilah yang digunakan oleh Allah untuk membalas tipu daya tersebut.
Regards dan salam Jonru
Share:

0 comments:

Post a Comment