Che Guevara adalah seorang pemimpin fraternitas
(persaudaraan) dan manusiawi yang juga tahu bagaimana secara tepat dan kadang
kala bersikap keras, tapi diatas segalanya, dan bahkan lebih dari yang lain,
dia keras terhadap dirinya sendiri. Che mendasarkan disiplin gerilya pada
kesadaran moral mereka dan kekuatan dahsyat yang ada pada dirinya sebagai
contoh.
Ketika usianya masih muda, Che Guevara telah menjadi seorang
pembaca yang lahap. Ia melahap literature tentang Marx, Engels dan Freud yang
ada di perpustakaan ayahnya. Bisa jadi ia sudah membaca karya-karya tokoh besar
itu sebelum memasuki masa SMP di The Collegia National Dean Funes. Di sekolah
itu ia menjadi yang terbaik di bidang sastra dan olahraga.
Di rumahnya, Che tergerak hatinya oleh para pengungsi perang
sipil Spanyol, juga oleh rentetan panjang krisis politik yang parah di
Argentina. Krisis ini memuncak dibawah dictator ‘Fasis Kiri’ Juan Peron.
Berbagai peristiwa itu membawa pengaruh yang tertanam kuat dalam diri Guevara
muda. Ia melihat penghinaan dalam pamtomim yang dilakonkan di parlementer
demokrasi dan muncul pulalah kebenciannya akan politisi-politisi militer
beserta tentaranya.
Tulisan diatas dikutip dari buku Strategi Perang Gerilya Che Guevara
Sosok yang mengagumkan, ketika SMP aja udah membaca buku-buku
berdaya tangkap tinggi. Meskipun yang dibacanya adalah buku berhaluan kiri,
tapi itu sangat membentuk mentalnya dalam hegemoni politik haluan kiri.
Pengen saya tiru, tapi takutnya ntar malah keblablasen jadi
haluan kiri, jadi komunis, ndak entar dijadikan buronan negara haha.
Tapi gak papa lah,yang pengen saya tiru adalah semangat
membaca bukunya yang begitu tinggi.
Regards
0 comments:
Post a Comment