Kalau bicara soal kekayaan, harta, cara menjadi kaya, entah kenapa banyak sekali orang
yang berkomentar negatif.
“Buat apa kaya kalau tidak berkah?”
“Buat apa kaya kalau dari hasil korupsi?”
“Buat apa kaya kalau tidak menjamin masuk surga?”
“Lebih baik miskin tapi beriman daripada kaya tapi bejat.”
Baiklah. Kali ini saya tidak berminat untuk membantah
ucapan-ucapan seperti itu. Saya akan mulai dari sebuah kisah menarik, Kisah
nyata yang satu ini terjadi di Perancis, sebuah negara yang memiliki prinsip
bahwa agama adalah urusan pribadi setiap orang. Karenanya, pemerintah tidak
memperbolehkan warga negaranya tampil di depan umum dengan menggunakan
simbol-simbol agama. Salah satu contoh penerapannya: Perempuan yang ketahuan
pakai cadar di depan umum, akan kena denda.
Aturan ini tentu saja
membuat banyak muslimah yang terhambat dalam menjalankan ibadah sesuai
keyakinannya.
Lantas, hadirlah seorang pengusaha kaya bernama Rasyid Nikaz. Dengan
kekayaannya, dia membebaskan para perempuan bercadar dari kewajiban membayar
denda.
Berikut saya copas cerita
singkatnya :
Namanya
Rasyid Nikaz, seorang pengusaha perancis (keturunan AlJazair) yang dengan
ringannya membayar denda bagi muslimah yang becadar di Perancis dan Belgia.
Sebagaimana kita tahu perancis menerapkan larangan mengenakan cadar di tempat
umum sebagai reaksi pemerintah Perancis atas berduyun-duyunnya kaum wanita Perancis
mengenakan cadar, dan bagi muslimah yang tertangkap petugas memakainya maka
akan dikenakan denda.
Maka sejak Perancis memberlakukan
undang-undang tersebut, Rasyid Nikaz menyediakan dana 1 juta Euro dikhususkan
untuk membayar denda bagi muslimah bercadar. Seolah dengan tindakannya itu dia
mengatakan kepada wanita muslimah Perancis yang hendak bercadar: Pakai
cadarlah sesuka kalian, jika terkena denda sayalah yang akan membayarnya.
Beberapa media melansir foto
milyarder yang istrinya juga mengenakan cadar ini keluar dari kantor polisi
dengan menegakkan kepala ( jauh dari kerendahan ) seusai membayarkan denda bagi 2
muslimah yang terkena denda. Atas perannya ini, Syekh Al-Khuwainy
mengibaratkannya sebagai satu orang yang mengalahkan satu Negara. Semoga
Allah Taala merahmati Rasyid Nikaz dan hartanya di dunia-akherat.
Kisah Rasyid Nikaz ini
mengingatkan saya pada Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq. Bukan bermaksud
membandingkan mereka. Tapi yang mereka lakukan lebih kurang sama:
Abu Bakar Ash-Shiddiq
membebaskan budak dengan hartanya.
Rasyid Nikaz membebaskan
perempuan bercadar dengan hartanya.
Seandainya mereka berdua
hidup miskin, bisakah mereka membebaskan orang lain seperti itu? Tentu tak bisa
Sudah jadi hukum alam
bahwa harta adalah kekuasaan. Barang siapa memiliki harta yang banyak, maka dia
bisa menguasai dunia.
Regards from Jonru
0 comments:
Post a Comment