Awal tahun bertatap muka dengan kewajiban seorang mahasiswa. Ujian Akhir Semester. Rutinitas paruh tahun yang mustahil kutinggalkan. Hanya saja semester ini banyak mata kuliah yang meninggalkan tugas take home. Tak perlu lagi sinau kebut semalam di tiap harinya.
UAS tak lagi momok menakutkan bagi penuntut ilmu. Begitu pula ketika dulu aku UN. Disaat yang lain bingung kesana-sini. Menambah semangat belajarnya. Aku tenang-tenang saja. Belajar ala kadarnya. Berdoa seperti biasa. Berdosa selayaknya.
Hanya saja aku terlena dengan ujian macam open book. Kemudahan seperti itu justru membuatku kehilangan semangat belajar. Tinggal fotocopy materi ujian, lalu bergegas berangkat. Tanpa membaca literasi yang lain. Dan ketika sampai ruang ujian. Zonk.
Jawaban soal ujian ternyata tidak ada di FC materiku. Bingung. Menguras otak seperti apapun tetap tak menemukan jawaban. Aku terlalu meremehkan ujian open book. Akhirnya aku menjawab secara spontan. Kutulis apa yang sempat muncul di dalam otakku. Entah benar maupun salah.
Sedikit kacau memang. Belum lagi tugas takehome ku. Aku sangat jengkel dengan anggota kelompok yang tak merasa memiliki tanggung jawab. Ini tugas kelompok, bukan individu. Jika kamu ga partisipatif, otomatis kelompokmu yang kena batunya.
Bukan masalah egois, tapi tanggung jawab kolektifmu mana. Rencana yang sudah dikonsep bersama jangan diabaikan begitu saja. Aku tak terlalu peduli berapa nilai akhirmu nanti. Tapi tolong jangan ajak anggota kelompokmu yang lain menjadi jelek pula.
Aku tak punya toleransi untuk hal semacam ini. Aku punya ego dan harapan akan nilaiku pribadi. Jika tak mampu berjalan bersama, ya kutinggal. Ritme hidupku maju, bukan mundur. Mungkin aku tetap akn mengulurkan tangan. Tapi jangan berharap 2 kali. Sekali kamu menolak, ya maaf saja. Selamat tinggal.
Semoga Tuhan mengubah kebiasaan tak becus-mu.
0 comments:
Post a Comment