Tuesday 7 January 2020

7 Januari 2020


Beberapa hari kemarin aku intens memulai chat dengan Befi. Seorang kader baru di organisasiku. Memang, dia seangkatan denganku dalam hal akademik. Hanya saja kita dipisahkan oleh pilihan jurusan. Aku Hubungan Internasional. Dia Ilmu Pemerintahan.

Semua berjalan seperti biasa. Sebagaimana lelaki memulai obrolan dengan wanita. Ketika dia slowrespon, tak menjadi masalah. Aku juga tak terlalu berharap dia membalas cepat. Tapi lelaki mana sih yang tak bahagia ketika wanita yang dichatnya fast respond?

Pagi ini aku mengajaknya sarapan bersama. First meet kami keluar berdua. Kujemput Befi di kosnya. BCT. Nampaknya sudah menunjukkan bahwa ia berasal dari kalangan menengah keatas.

Kami makan soto di depan pertigaan Margo Basuki. Bukan kali pertama aku makan disana, hanya saja baginya ini yang pertama. Daging berkuah memang pilihan yang tepat untuk memanjakan perut di pagi hari.

Kami mulai bercerita kehidupan kami masing-masing. Bagaimana kondisi keluarganya, dinamika kuliahnya, isu-isu circle terdekatnya, kesibukan yang akan dihadapinya, dan harapan-harapan yang ingin dicapai.

Cukup menarik bercerita dengan Befi. Ia ramah, pencerita yang baik dan pendengar yang bijak. Beberapa kali ia memberikanku nasihat akan kesalahan-kesalahan yang sengaja kubuat dalam hidup ini. 

Kegagalan komunikasi keluarga, perdebatan minuman keras, kacaunya kelas kuliah, pragmatisnya pertemananku, dan hal-hal lain yang menurutnya tidak tepat. Sekalipun menurutku benar. 

Aku juga baru tau ternyata Befi memiliki bakat untuk menjadi penguasaha. Ia sering mengikuti lelang gula, yang mana gula tersebut akan dikirim ke rumahnya di Kalimantan untuk dijual lagi. Seorang perempuan, penggiat lelang. Benar-benar hal yang baru dalam khazanah kehidupanku.
Share:

0 comments:

Post a Comment