Wednesday 8 January 2020

8 Januari 2020

Selama jalan Ujian Akhir Semester 3.

Datang ke kampus untuk yang terakhir kalinya di semester ini. Itu pun cuman tanda tangan untuk mata kuliah Hukum Internasional. Tugas yang diberikan sudah kulibas semua. Jurnal, paper, proposal dan lainnya. Aku tak terlalu ambil pusing. Semua beban kuliah tinggal dijalani saja. Dengan tenang dan penuh kelicikan.

Aku patut mengucapkan terima kasih kepada Yogi Sensei yang membantuku dalam memberikan contekan tugas akhir semester. Jurnal dan lain sebagainya, aku hanya melengkapi jurnal yang telah dibuatnya dulu. Entah ini curang ataupun licik, yang penting kelar. Aman sudah.

Sehabis dari kampus aku sarapan bersama Befi. Kujemput dia dan ku antar ke kampus untuk mengumpulkan tugasnya. Lekas itu aku mengajaknya makan di Geprek Kak Rose. Kami bercerita panjang lebar sambil menikmati racikan bumbu pedas geprek. Tertawa riang. Saling bertatapan. Dan tak lupa nasihat-nasihat darinya tentang kehidupanku yang penuh kesalahan dalam segi agama. Menyentuh hati. Tapi apalah daya seuntai nasihat untuk hatiku yang mati ini.

Hari terakhir upgrading IMM. Semangatku menghilang. Patah arang. Aku ingin libur dari tatapan pintu komisariat. Bukan lagi masalah tanggung jawab sebagai pimpinan. Tapi tanggung jawab sebagai manusia yang butuh refreshing. Kuputuskan untuk datang sebentar ke komisariat, melabuhkan muka sebentar agar dikira hadir. Tak lupa kujemput Alliya. Sengaja kupaksa dia ke komisariat sekalipun dia tak ingin. Dan ternyata dia betah disana dan duduk khidmat sampai upgrading berakhir. Ketika adzan maghrib aku langsung kabur. Waktunya refresehing.

Kujemput Befi di kosnya, lalu kami nongkrong di Bang Breng Cafe bersama Hibban dan kawan-kawan circleku. Awalnya dia menolak, tapi rayuan halusku ternyata mampu meluluhkan penolakannya. Ku rasa dia sedikit terkucilkan disana. Obrolan kami kebanyakan berbahasa Jawa. Sedangkan dia belum paham bahasa Jawa. Diamnya lebih banyak daripada ucapannya.

Aku tak tahu harus gimana. Aku mengajaknya ngobrol, agar dia tidak merasa AFK disana. Dan semuanya berjalan seperti biasanya. Riang, bahagia, penuh cerita, dan setumpuk harapan. Entah menurut Befi. 



Share:

0 comments:

Post a Comment