Hari ini aku kedatangan tamu. Keluarga seberang provinsi. Lebih familiar dengan sebutan Trah Songo Loro atau Brigadista. Jangan tanyakan kepanjangan dari Brigadista. Aku saja masih bingung mengartikan kata sakral tersebut.
Kali ini saudaraku yang berkunjung ke Malang adalah Goplek, Ateng, Akmal dan Faiz Noto. Mereka adalah teman sepermainan ku di pondok dulu. Susah senang pernah kami jalani bersama. Mulai dari loncat pagar, kabur ke game center, nongkrong semalaman, pokoknya semua hal yang berhubungan dengan kehidupan pondok pesantren.
Kami ngopi santai di Cus-Cuss. Hadir pula keluarga SGLR ku yang kuliah di Malang. Ada Zakka, Fira, Taqy, Huda dan Bazi. Berkumpul dengan kawan lama memang momen yang menyenangkan. Menceritakan kembali pengalaman terdahulu justru mengaktifkan imajinasiku yang liar. Aku menjadi teringat ketika dulu menjadi santri. Dengan iman yang kuat dan tekad baja seorang kader Muhammadiyah. Menakjubkan. Dulu.
Tengah malam kami pergi ke kosnya Zakka. Tak lupa ritual rutin disana. Duduk melingkar. Tenang. Sambil menunggu giliran memegang segelas anggur. Suasana penuh dosa tersebut terasa sangat mengharukan. Nostalgia masa putih abu-abu memang momen yang sangat menarik. Pengaruh alkohol memang ampuh untuk membuat daya ingat kami tak musnah.
Cerita demi cerita terus mengalir. Tanpa henti. Ketawa lucu, ketawa mengejek, ketawa bangga. Campur aduk menjadi satu. Terutama Zakka, dia benar-benar dalam pengaruh alkohol. Ia bercerita lugas mengenai sejarah kerajaan-kerajaan di Jawa. Entah fakta atau khayalan belaka, kami tertawa terbahak-bahak mendengarnya berbicara perihal legenda.
Dan semua akhirnya bubas ketika adzan shubuh berkumandang. Bertepatan pula kedatangan Pak Suyadi. Bapak kos yang menjaga tempat minum kami. Kami tidur pulas masing-masing. Dan terhanyut dalam mimpi nostalgia masa lalu.
Terima kasih telah mampir di Malang. Salam hangat
0 comments:
Post a Comment