Saturday, 10 December 2016

Hidup Berprinsip

Saya hidup di keluarga yang tidak terlalu njlimet dan mbulet. Kakek saya asli Probolinggo, sedangkan nenek saya asli Malang.

Dari keduanya lahir bude dan pakdhe saya, ada yang sudah almarhum dan ada pula yang masih hidup. Jika ditotal jumlahnya ada delapan. Maklum lah jaman dulu kan belum mengenal Keluarga Berencana. Jadi ya digenjot terus sampe bosen. Lha wong enak kok, heuheu.

Diantara pakdhe saya tersebut, ada 1 orang yang masih mempertahankan budaya merokok. Entah mungkin dulu bapak saya juga merokok atau tidak yang jelas sekarang bapak saya tidak merokok. Hanya 1 orang yang saya tahu di keluarga saya yang tetap merokok, pakdhe. Di rumah saya pun, disediakan asbak, tapi untuk diruang tamu bagian depan, di serambi rumah. Beberapa tamu yang datang kerumah saya juga sering merokok disana. Yang jelas tidak didalam rumah.

Ketika kumpul keluarga, pakdhe saya yang satu itu tidak pernah merokok didekat orang-orang yang non perokok. Beliau menghormati mereka.

Dan yang saya tahu, keluarga saya tidak mempermasalahkan apabila ada anggotanya yang merokok. Selama orang itu merokok ditempat yang benar. Ketika berkumpul pun berjalan seperti biasa, penuh dengan cerita dan canda tawa. Didalam momen-momen itulah saya merasakan bagaimana indahnya perbedaan prinsip dalam mensikapi 'asap', menikmati kebahagiaan berkeluarga dalam perbedaan yang sesungguhnya.

Karena rokok bukanlah pemecah suatu hubungan, melainkan setitik aroma. Mau diapa-apakan ketika rokok dibakar akan menimbulkan asap. Asap yang seharusnya bisa menjadi penenang. Heuheu Kok malah nyambung rokok lagi sih


Udahlah, biarkan orang-orang yang sensitif dengan rokok sibuk berdebat.

Akhir kata, saya tetap akan merokok, entah ntar hidup saya berakhir seperti apa, itu adalah urusan saya. Hak saya, dan jangan mengganggunya.

Jika ada yang tidak terima, ya bodoh amat, bibir saya hitam? Urusan saya. Paru-paru saya berasap? Urusan saya.

Ini hidup saya, saya yang menjalaninya dan Allah yang menentukannya. Bukan Anda, heuheu
Santai aja lah heuheu, dan insya Allah tulisan ini adalah tulisan terakhir tentang 'rokok'. Saya baru menyadari bahwa merokok merupakan urusan internal, tidak untuk diumbar-umbar di khalayak.

Regards


Share:

0 comments:

Post a Comment