Thursday, 1 December 2016

Aksi Damai 212

Buntut dari pernyataan Ahok tentang Al Maidah ayat 51, sampai sekarang belum juga selesai. Setelah bulan lalu tanggal 4 November 2016 umat islam berunjuk rasa di depan Istana Negara untuk mendesak pemerintah agar menangkap dan memenjarakan Ahok karena dugaan penistaan agama. Besok ini akan diadakan lagi Aksi Damai Belas Islam Jilid III di Monumen Nasional Jakarta.

Hal semacam ini adalah peristiwa yang langka di Indonesia, dimana ratusan bahkan jutaan umat muslim berdatangan dari berbagai daerah untuk menuju Jakarta, bahkan ada yang menyelenggarakan long march dari daerah Jawa Barat menuju Jakarta. 

Beberapa teman saya juga ada yang berangkat kesana, Pam-Pam, Wafiq, Azka, Obi dan lain-lain berangkat menggunakan uang pribadi menuju Jakarta. Tanpa ada bantuan dari madrasah maupun lembaga lainnya. Mereka tidak disuruh oleh siapapun, mereka berangkat kesana atas inisatif sendiri. Mungkin mereka merasa agama mereka telah dihina, sehingga mereka mengungkapkan kekecewaan tersebut dengan berunjuk rasa,. Dan bagaimana dengan saya ?

Jujur, 

Saya sangat ingin berangkat ke Jakarta, ya bukan sekedar gaya-gaya an atau agar bisa diceritakan ke anak cucu kelak. Tapi karena hati saya merasa ada yang menggerakkan, entah siapa itu. Saya tidak terima jika agama saya, nabi saya, kitab suci saya diinjak-injak dan dipersalahkan.

Wajar saja jika banyak orang yang marah atas sikap Ahok. Nggak hanya cuman umat muslim saja, banyak orang non muslim yang tidak berkenan dengan sikap Ahok tersebut. Beliau tidak menunjukkan sikap-sikap sebagai seorang pemimpin, ya okelah kerja beliau bagus, tapi jika tidak bisa menjaga mulutnya bisa berbahaya itu.

Ingat,

Mulutmu itu harimaumu. 

Apapun yang kalian ucapkan itu bisa saja melukai hati, lebih sakit daripada terkena sabetan pedang. Maka hati-hatilah dengan mulut. Dan juga kita harus menjunjung tingga nilai-nilai toleransi dan semangat pancasila dalam hidup kita.

Coba ingat kembali sila kesatu :

Ketuhanan Yang Maha Esa.

Sebagai manusia yang taat beragama, apabila tuhannya berfirman untuk tidak memilih pemimpin non agamanya, maka dia harus melaksanakannya. Itulah yang dimaksud dengan pengamalan Pancasila dalam kehidupan bernegara, yakni dengan melaksanakan perintah tuhannya dengan sungguh-sungguh. Tanpa perlu merendahkan orang lain. 

Dan bagi yang tidak terima dengan firman Tuhan tersebut, berarti dia telah menghina Tuhan sekaligus mendistorsikan Pancasila yang pertama. Kasihan juga ya, udah dapet hukuman di dunia, dapet lagi pas di akhirat. Heuheu

Regards

Share:

0 comments:

Post a Comment