Sunday 2 October 2016

Merefleksikan Kembali Pancasila

Pancasila mengandung makna yang amat penting bagi sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Karena itulah Pancasila dijadikan sebagai dasar negara ini. Artinya, segala tindak tanduk dari orang-orang yang termaktub sebagai warga negara dari republik yang bernama Indonesia ini harus didasarkan dengan semangat dan nilai-nilai Pancasila. Apakah dia sebagai petani, ustadz, santri, mahasiswa, politisi dan lain sebagainya.

Akan tetapi banyak kenyataan yang bisa membuktikan bahwa nilai-nilai Pancasila sudah kurang membumi. Salah satu contoh bahwa semangat dan nilai-nilai Pancasila tidak membumi di negeri ini adalah terlihat dari kebersaman dan persaudaran kita yang mulai melemah. 

Padahal dilihat dari sejarahnya bahwa bangsa ini dari awalnya adalah bangsa yang kaya akan keberagaman. Keberagaman menjadikan jati diri kita menjadi sebuah bangsa. Karena itu keberagaman tidak perlu dihilangkan, hanya perlu dihormati, dihargai dan diperlakukan secara adil.

Pancasila merupakan keputusan final dan tidak boleh diganggu gugat sebagai landasan dan falsafah yang mengatur dan mengikat kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila pun terbukti sangat ampuh sebagai pedoman kehidupan bersama dan tak perlu diperdebatkan lagi. Bahkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan hasil penggalian karakter dan budaya masyarakat  Indonesia.

Peringatan Hari Kesaktian Pancasila yang kita peringati setiap tanggal 1 Oktober harus dijadikan sebagai kesempatan untuk merefleksikan diri kita terhadap semangat dan nilai-nilai kesaktian Pancasila. Hal ini sangat penting khusunya bagi kita selaku generasi muda bangsa ndonesia. Generasi baru tidak akan memiliki rasa percaya diri dan kebanggaan atas bangsa ini tanpa mengenali sesungguhnya kehidupan sejarahnya.


Kita harus tetap menjaga kesaktian Pancasila agar tetap menjadi sendi-sendi yang menjaga tubuh Indonesia tetap gagah dan berfungsi. 

Jangan sampai ada lagi yang merasa paling benar sampai mengesampingkan rasa kemanusiaan. 

Jangan sampai ada ke-egoisan yang berdasar ras dan etnik. 

Dan juga bagi yang merasa menjadi pemimpin, jangan berbuat baik pas ada maunya, tapi harus seterusnya. Bukan hanya ingin dipilih tapi harus menjalankan amanah.

 Keadilan untuk semua, jangan lagi berdasar status sosial saja, itulah Pancasila yang sebenar-benarnya. 

Regards from IPM Wall Magazine




Share:

0 comments:

Post a Comment